-->

Jangan Hakimi Aku Akan Masalaluku

Oleh: Nasir Ahmad Khan Saragih
Psikologer.com - Ketenangan, ketentraman, kedamaian dan kesejahteraan dalam mengarungi hidup merupakan dambaan setiap orang. Namun, dalam kehidupan ini sering kali bertolak belakang dengan keinginan yang diharapkan. Ada banyak serpihan kepedihan yang sering kali mengusik hati dan seakan membuat hidup tak berarti. Memang benar perkataan adalah senjata yang paling ampuh untuk menyayat hati, dan juga sebenarnya cambukan untuk diri agar lebih termotivasi.


Bicara masalalu bicara tentang kenangan dan sebuah perjalanan dalam kehidupan, setiap orang memiliki masalalu dengan cerita yang berbeda, mungkin diantaranya yang pernah terjerumus dalam dunia narkoba, mabuk-mabukan dan mungkin menjadi wanita malam. Biasanya orang-orang yang memiliki jalan hidup yang tidak baik sering kali diperlakukan layaknya orang hina, sering kali dikucilkan dan diberikan perlakuan yang tidak menyenangkan. Perilaku bulying sering kali dilakukan dikehidupan bermasyarakat, ketika memiliki tetangga dengan perilaku yang tidak baik, dijadikan bahan buat gosipan dan ejekan sudah tentunya.

Menurut pakar psikologi Diyah Larasati S.psi, M.psi “perilaku bullying dapat menyebabkan
hilangnya percaya diri seseorang dan juga depresi yang dapat menyakiti diri pribadi”.

Pendapat diatas seharusnya bisa dijadikan sebagai bentuk tolak ukur kita ketika disekeliling kita terdapat orang yang ingin berubah kejalan hidup yang lebih baik, dengan melupakan segala
bentuk kejadian dimasa lampaunya. Sebab ketika kita berbicara masalalu, semua orang memilikinya, dan tidak ada satu manusia pun yang tidak memiliki masalalu, namun mungkin beda bentuk jalan cerita dan perilakunya.

Contoh kasus misalnya, ketika disekeliling kita ada seseorang yang mengkonsumsi narkoba, dan disatu sisi ia ingin merubah dan meninggalkannya, sebagai bentuk masyarakat dan bentuk kepedulian kita tidak seharusnya menghakimi dan menganggap dia salah. Nah, kebiasaan yang sering terjadi di masyarakat, menganggap dirinya suci dan menganggap orang lain hina.

Hello, bangunlah wahai kebiasaan buruk yang membuat pemikiran kita ejakulasi dini, ubah mindset kita kearah yang lebih baik pastinya. Seorang pendosa pun berhak juga menikmati surga dan masa depan yang lebih baik tentunya.

Ada juga contoh yang sering terjadi ialah bentuk penyakit islam phobia, masalah ini sering terjadi ketika seseorang yang dulunya mungkin pelacur tiba-tiba bertaubat, dengan pakaian syar’i dihina dengan cara media social bullying, update status di wa, fb dan instagram dengan bentuk sindiran.

Sebenarnya syirik itu tanda tak mampu loh, buanglah penyakit SMS (susah melihat orang senang) dan (senang melihat orang susah). Sekali lagi say hello buat orang yang kebiasaan buruknya suka menghakimi berbagai masa lalu orang disekelilingnya. Seringlah membaca diri sendiri dan jangan suka membaca diri orang lain. Sebagai bentuk masyarakat yang merdeka, seharusnya merdeka jangan hanya dilaksanakan pada saat peringatan hari 17 Agustus saja, namun merdekalah dalam bentuk pemikiran dan perbuatan, jangan lagi mau dijajah oleh pemikiran yang tidak berguna tersebut. Semua orang ingin sukses dalam hidup, namun jarang orang ingin hidup didalam kesuksesaan.

Sebagai bentuk kepedulian antar sesama, penulis juga memberikan tawaran ketika kita hidup di masyarakat dan dijadikan modal apabila kita menemukan orang yang ingin merubah hidupnya kejalan yang benar, yaitu:
“merangkul bukan memukul”
“Menasehati bukan memaki”
“mengajari bukan membenci” dan
“mengingatkan bukan menjatuhkan”

Sebab semua orang berhak untuk bahagia dan berhak juga untuk hidup yang lebih bermakna. Terkhusus buat pembaca yang memiliki masalalu seperti ini, teruslah berkembang layaknya pohon yang berbuah, selain memberikan perlindungan juga memberikan banyak kebahagiaan. Teruslah berubah untuk bahagia dan bersyukur dalam setiap perjalanan menuju kebaikan, karena hidup cuman sekali, gosipnya yang berkali-kali. Dan jangan hiraukan apa perkataan orang-orang, namun berikan bukti terbaik dalam perubahan. Ingat, pemikiran kita terlalu sempit, ketika kita menghakimi orang yang memiliki masalalu yang kelam, hidup itu untuk bermanfaat bukan hidup penuh dengan mudharat.

Demikianlah tulisan ini saya sajikan, mewakili perasaan pembaca yang sampai saat ini ingin merubah diri menjadi yang lebih berarti, semoga ini menjadi semangat buat kita semua terkhusus buat penulis sendiri.

“jangan dengarkan manusia bicara dengan mulutnya, tapi dengarkan manusia bicara melalui hatinya”



3 Responses to "Jangan Hakimi Aku Akan Masalaluku"

  1. Mari saling berbenah demi kebahagian yang kita inginkan. Mari saling merangkul demi kesuksesan yang ingin kita capai. Mudah-mudahan penulis sehat selalu.
    Ditunggu tulisan selanjutnya..

    BalasHapus

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel