Mengapa Kita Harus Hidup Seperti Angka Nol ?
Oleh: Nasir Ahmad Khan Saragih
Psikologer.com - Jika kamu jadi bumi, kamu mau jadi apa? Jika kamu jadi benda langit, kamu mau jadi apa? Jika kamu jadi guru, kamu mau jadi guru apa? Dan Jika kamu jadi angka, kamu mau jadi angka berapa?
Saya ingin jadi manusia yang menghuni bumi, saya ingin jadi matahari yang menerangi bumi, saya ingin jadi guru matematika yang mengajar tentang angka, saya ingin jadi bangun lingkaran yang berpusat di (0,0), dan saya ingin jadi angka nol. Kalian tahu kenapa? Jangan salah, angka nol itu luar biasa. Ia mempunyai peran yang sangat penting dalam peradaban dunia. Angka nol berbeda dengan angka-angka yang lain, walau sederhana namun mempunyai makna yang luar biasa.
Ratusan tahun yang lalu manusia hanya mengenal 9 lambang bilangan yakni 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Kemudian, datang angka 0, sehingga jumlah lambang bilangan menjadi 10 buah. Angka nol ini ditemukan oleh seorang ilmuwan asal Timur Tengah, orang jenius dari agama sejuta umat, yaitu Agama Islam. Kita tahu bahwa banyak penemu-penemu teknologi dari Barat atau Inggris, Eropa, dan lain-lain. Namun penemu-penemu dari negeri Barat tersebut takkan pernah menemukan penemuannya jika tak ada orang Timur Tengah yang beragama Islam yang menemukan angka nol ini, dia bernama Al Khawarizmi. Apakah kamu tahu ahli matematika Leonardo Fibonacci? Dia adalah ahli matematika terkenal sepanjang sejarah, namun dia takkan menjadi seorang matematikawan jika tak ada Al Khawarizmi.
Selain ahli dalam bidang matematika, Al Khawarizmi yang kemudian menetap di Qutrubulli juga adalah seorang ahli Geografi, ahli sejarah, dan juga seorang seniman. Karya-karya milik Al Khawarizmi dalam bidang matematika tercatat dalam Kitabul Jama wat Tafriq dan Hisab Al-Jabar wal Muqabla. Sang penemu angka nol dan juga aljabar yang memiliki nama panjang Muhammad bin Musa Al Khawarizmi ini menemukan angka nol (Nol) yang sangat bermanfaat bagi kita dan bahkan sangat bermanfaat bagi para ilmuwan.
Angka nol dalam sejarah hanya diperlihatkan bahwa bilangan 0 ditemukan pada zaman Mesir kuno. Waktu itu bilangan nol hanya sebagai lambang. Dalam zaman modern, angka nol digunakan tidak hanya sebagai lambang, tetapi juga sebagai bilangan yang turut serta dalam operasi matematika. Kini, penggunaan bilangan nol telah menyusup jauh ke dalam sendi kehidupan manusia. Sistem berhitung tidak mungkin lagi mengabaikan kehadiran bilangan nol, sekalipun bilangan nol itu membuat kekacauan logika. Banyak orang menganggap bahwa angka nol adalah angka yang sederhana dan tidak ada nilainya, padahal bila kita kaji semua tentang angka nol itu sungguh luar biasa. Saya juga baru menyadarinya, ternyata banyak hal tentang angka nol yang dapat kita ambil hikmahnya dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Angka nol memang sederhana dan tak bernilai, namun ketahuilah sebenarnya angka nol mempunyai makna yang jauh lebih baik yang tidak dimiliki angka lain. Maka dari itu, saya ingin jadi angka nol. Karena:
1. Jadilah Angka 0, yang berbentuk bulat lonjong seperti telur.
Penjelasan:
Angka nol memang mempunyai bentuk yang sederhana yaitu bulat, namun kesederhanaan itu melambangkan terbentangnya suatu hal yang tak ada ujungnya. Kita sebagai manusia yang jauh dari kata sempurna, hiduplah dalam kesederhanaan dan janganlah bertinggi hati namun tundukkan hati, bentangkan dada dan sabarlah tanpa ada ujungnya. Angka 0 itu seperti telur, sedangkan telur itu sebagai cikal bakal kehidupan. Maka, angka 0 adalah cikal bakal bagi angka lain. Kenapa? Karena ketika angka 0 digabungkan dengan angka lain didepannya misalnya angka 2 dan 0 itu akan menjadi 20. Dari yang tadinya hanya bernilai 2, setelah ditambah angka 0 maka jadi bernilai 20. Angka 0 memberikan nilai 10 kali lipat pada angka 2 Sehingga angka 0 menjadi cikal bakal kehidupan bagi angka lain. Oleh karena itu, kita sebagai manusia yang dikarunia akal yang sehat harus menjadi cikal bakal kehidupan bagi orang lain.
2. Jadilah Angka 0, yang berada di antara bilangan negatif dan bilangan positif.
Penjelasan :
Angka 0 bisa dikatakan angka yang seimbang. Kenapa? Karena angka 0 tidak bernilai positif ataupun bernilai negatif yang artinya angka 0 seimbang atau balance. Dalam kehidupan manusia tidak akan lepas dari nilai positif dan nilai negatif. Kita misalkan bahwa nilai positif itu adalah akhirat, kenapa? Karena akhirat adalah kehidupan yang sebenarnya dan abadi (kata yang sebenarnya itu identik dengan positif maka kita boleh memisalkan nilai positif dengan akhirat). Dan kita misalkan nilai negatif adalah dunia. Kenapa? Karena dunia itu sifatnya fana artinya rusak (kata yang rusak itu identik dengan negatif maka kita boleh memisalkan nilai negatif dengan dunia).
Kita tahu bahwa angka 0 adalah angka yang seimbang. Jadilah seperti angka 0 yang hidupnya seimbang. Kita hidup harus sembang entah itu pada dunia ataupun akhirat. Karena ketika kita hanya memikirkan dunia saja itu tidak baik juga dan ketika kita hanya memikirkan akhirat saja itu juga tidak baik. Namun kita harus SEIMBANG antara dunia juga akhirat.
3. Jadilah Angka 0, yang tak mempunyai sudut.
Penjelasan :
Dalam sejarah bilangan dikatakan, lambang angka disebut angka sekian karena lambang itu memiliki sudut sekian. Maka ketika angka 0 tidak memiliki sudut sehingga disebut angka 0. Sudut merupakan bangun yang bersisi dua dan sisi-sisinya bersekutu pada salah satu ujungnya. Artinya angka 0 tidak bersekutu pada suatu ujung diantara dua garis, sehingga angka 0 tidak mempunyai sudut. Kita sebagai umat manusia yang hakikatnya adalah makhluk sosial yang dapat dipastikan berinteraksi sosial dengan yang lainnya. Janganlah bersekutu di antara dua garis atau pihak tetapi jadilah seperti angka 0 yang tak bersekutu.
4. Jadilah Angka 0, yang ikhlas menerima takdirnya sebagai angka yang tunawisma (tidak mempunyai tempat).
Penjelasan :
Bilangan disusun berdasarkan hirarki menurut satu garis lurus. Pada titik awal adalah bilangan nol, kemudian bilangan 1, 2, dan seterusnya. Bilangan yang lebih besar di sebelah kanan dan bilangan yang lebih kecil di sebelah kiri. Semakin jauh ke kanan akan semakin besar bilangan itu. Berdasarkan derajat hierarki (dan birokrasi bilangan), seseorang jika berjalan dari titik 0 terus-menerus menuju angka yang lebih besar ke kanan akan sampai pada bilangan yang tidak terhingga. Tetapi, mungkin juga orang itu sampai pada titik 0 kembali. Bukankah dunia ini bulat? Mungkinkah? Bukankah Columbus mengatakan bahwa kalau ia berlayar terus-menerus ia akan sampai kembali ke Eropa? Lain lagi. Jika seseorang berangkat dari nol, ia tidak mungkin sampai ke bilangan 4 tanpa melewati terlebih dahulu bilangan 1, 2, dan 3. Tetapi, yang lebih aneh adalah pertanyaan mungkinkan seseorang bisa berangkat dari titik nol? Jelas tidak bisa, karena bukankah titik nol sesuatu titik yang tidak ada? Aneh dan sulit dipercaya? Mari kita lihat lebih jauh. Jika di antara dua bilangan atau antara dua buah titik terdapat sebuah ruas. Setiap bilangan mempunyai sebuah ruas. Jika ruas ini dipotong-potong kemudian titik lingkaran hitam dipindahkan ke tengah-tengah ruas, ternyata bilangan 0 tidak mempunyai ruas. Jadi, bilangan nol berada di awang-awang. Bilangan nol tidak mempunyai tempat tinggal alias tunawisma. Itulah sebabnya, mengapa bilangan nol harus menempel pada bilangan lain, misalnya, pada angka 1 membentuk bilangan 10, 100, 109, 10.403 dan sebagainya. Jadi, seseorang tidak pernah bisa berangkat dari angka nol menuju angka 4. Kita harus berangkat dari angka 1. Namun walaupun angka 0 tidak mempunyai ruas atau tempat. Tapi 0 tidak pernah merugikan bagi angka lain. Maka, jadilah orang yang tidak merugikan orang lain. Dibanding merugikan orang lain lebih baik netral saja artinya tidak merugikan ataupun menguntungkan. Namun, kita harus berusaha untuk bisa menjadi orang yang beruntung dan menguntungkan orang lain seperti angka 0.
5. Jadilah Angka 0, yang istiqomah (a x 0=0).
Penjelasan:
Angka 0 istiqomah, karena ketika ia dikalikan dengan angka berapapun tetap hasilnya 0. Fakta tersebut membuktikan bahwa angka nol adalah angka istiqomah yang mempertahankan ketetapannya. Kita tidak boleh kalah dengan sebuah angka yaitu 0 yang istiqomah dalam ketetapannya. Kita juga harus istiqomah pada keyakinan kita jangan sampai kita terpengaruhi oleh hal negatif yang bisa menggoyahkan keyakinan kita.
Psikologer.com - Jika kamu jadi bumi, kamu mau jadi apa? Jika kamu jadi benda langit, kamu mau jadi apa? Jika kamu jadi guru, kamu mau jadi guru apa? Dan Jika kamu jadi angka, kamu mau jadi angka berapa?
Saya ingin jadi manusia yang menghuni bumi, saya ingin jadi matahari yang menerangi bumi, saya ingin jadi guru matematika yang mengajar tentang angka, saya ingin jadi bangun lingkaran yang berpusat di (0,0), dan saya ingin jadi angka nol. Kalian tahu kenapa? Jangan salah, angka nol itu luar biasa. Ia mempunyai peran yang sangat penting dalam peradaban dunia. Angka nol berbeda dengan angka-angka yang lain, walau sederhana namun mempunyai makna yang luar biasa.
Ratusan tahun yang lalu manusia hanya mengenal 9 lambang bilangan yakni 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Kemudian, datang angka 0, sehingga jumlah lambang bilangan menjadi 10 buah. Angka nol ini ditemukan oleh seorang ilmuwan asal Timur Tengah, orang jenius dari agama sejuta umat, yaitu Agama Islam. Kita tahu bahwa banyak penemu-penemu teknologi dari Barat atau Inggris, Eropa, dan lain-lain. Namun penemu-penemu dari negeri Barat tersebut takkan pernah menemukan penemuannya jika tak ada orang Timur Tengah yang beragama Islam yang menemukan angka nol ini, dia bernama Al Khawarizmi. Apakah kamu tahu ahli matematika Leonardo Fibonacci? Dia adalah ahli matematika terkenal sepanjang sejarah, namun dia takkan menjadi seorang matematikawan jika tak ada Al Khawarizmi.
Selain ahli dalam bidang matematika, Al Khawarizmi yang kemudian menetap di Qutrubulli juga adalah seorang ahli Geografi, ahli sejarah, dan juga seorang seniman. Karya-karya milik Al Khawarizmi dalam bidang matematika tercatat dalam Kitabul Jama wat Tafriq dan Hisab Al-Jabar wal Muqabla. Sang penemu angka nol dan juga aljabar yang memiliki nama panjang Muhammad bin Musa Al Khawarizmi ini menemukan angka nol (Nol) yang sangat bermanfaat bagi kita dan bahkan sangat bermanfaat bagi para ilmuwan.
Angka nol dalam sejarah hanya diperlihatkan bahwa bilangan 0 ditemukan pada zaman Mesir kuno. Waktu itu bilangan nol hanya sebagai lambang. Dalam zaman modern, angka nol digunakan tidak hanya sebagai lambang, tetapi juga sebagai bilangan yang turut serta dalam operasi matematika. Kini, penggunaan bilangan nol telah menyusup jauh ke dalam sendi kehidupan manusia. Sistem berhitung tidak mungkin lagi mengabaikan kehadiran bilangan nol, sekalipun bilangan nol itu membuat kekacauan logika. Banyak orang menganggap bahwa angka nol adalah angka yang sederhana dan tidak ada nilainya, padahal bila kita kaji semua tentang angka nol itu sungguh luar biasa. Saya juga baru menyadarinya, ternyata banyak hal tentang angka nol yang dapat kita ambil hikmahnya dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Angka nol memang sederhana dan tak bernilai, namun ketahuilah sebenarnya angka nol mempunyai makna yang jauh lebih baik yang tidak dimiliki angka lain. Maka dari itu, saya ingin jadi angka nol. Karena:
1. Jadilah Angka 0, yang berbentuk bulat lonjong seperti telur.
Penjelasan:
Angka nol memang mempunyai bentuk yang sederhana yaitu bulat, namun kesederhanaan itu melambangkan terbentangnya suatu hal yang tak ada ujungnya. Kita sebagai manusia yang jauh dari kata sempurna, hiduplah dalam kesederhanaan dan janganlah bertinggi hati namun tundukkan hati, bentangkan dada dan sabarlah tanpa ada ujungnya. Angka 0 itu seperti telur, sedangkan telur itu sebagai cikal bakal kehidupan. Maka, angka 0 adalah cikal bakal bagi angka lain. Kenapa? Karena ketika angka 0 digabungkan dengan angka lain didepannya misalnya angka 2 dan 0 itu akan menjadi 20. Dari yang tadinya hanya bernilai 2, setelah ditambah angka 0 maka jadi bernilai 20. Angka 0 memberikan nilai 10 kali lipat pada angka 2 Sehingga angka 0 menjadi cikal bakal kehidupan bagi angka lain. Oleh karena itu, kita sebagai manusia yang dikarunia akal yang sehat harus menjadi cikal bakal kehidupan bagi orang lain.
2. Jadilah Angka 0, yang berada di antara bilangan negatif dan bilangan positif.
Penjelasan :
Angka 0 bisa dikatakan angka yang seimbang. Kenapa? Karena angka 0 tidak bernilai positif ataupun bernilai negatif yang artinya angka 0 seimbang atau balance. Dalam kehidupan manusia tidak akan lepas dari nilai positif dan nilai negatif. Kita misalkan bahwa nilai positif itu adalah akhirat, kenapa? Karena akhirat adalah kehidupan yang sebenarnya dan abadi (kata yang sebenarnya itu identik dengan positif maka kita boleh memisalkan nilai positif dengan akhirat). Dan kita misalkan nilai negatif adalah dunia. Kenapa? Karena dunia itu sifatnya fana artinya rusak (kata yang rusak itu identik dengan negatif maka kita boleh memisalkan nilai negatif dengan dunia).
Kita tahu bahwa angka 0 adalah angka yang seimbang. Jadilah seperti angka 0 yang hidupnya seimbang. Kita hidup harus sembang entah itu pada dunia ataupun akhirat. Karena ketika kita hanya memikirkan dunia saja itu tidak baik juga dan ketika kita hanya memikirkan akhirat saja itu juga tidak baik. Namun kita harus SEIMBANG antara dunia juga akhirat.
3. Jadilah Angka 0, yang tak mempunyai sudut.
Penjelasan :
Dalam sejarah bilangan dikatakan, lambang angka disebut angka sekian karena lambang itu memiliki sudut sekian. Maka ketika angka 0 tidak memiliki sudut sehingga disebut angka 0. Sudut merupakan bangun yang bersisi dua dan sisi-sisinya bersekutu pada salah satu ujungnya. Artinya angka 0 tidak bersekutu pada suatu ujung diantara dua garis, sehingga angka 0 tidak mempunyai sudut. Kita sebagai umat manusia yang hakikatnya adalah makhluk sosial yang dapat dipastikan berinteraksi sosial dengan yang lainnya. Janganlah bersekutu di antara dua garis atau pihak tetapi jadilah seperti angka 0 yang tak bersekutu.
4. Jadilah Angka 0, yang ikhlas menerima takdirnya sebagai angka yang tunawisma (tidak mempunyai tempat).
Penjelasan :
Bilangan disusun berdasarkan hirarki menurut satu garis lurus. Pada titik awal adalah bilangan nol, kemudian bilangan 1, 2, dan seterusnya. Bilangan yang lebih besar di sebelah kanan dan bilangan yang lebih kecil di sebelah kiri. Semakin jauh ke kanan akan semakin besar bilangan itu. Berdasarkan derajat hierarki (dan birokrasi bilangan), seseorang jika berjalan dari titik 0 terus-menerus menuju angka yang lebih besar ke kanan akan sampai pada bilangan yang tidak terhingga. Tetapi, mungkin juga orang itu sampai pada titik 0 kembali. Bukankah dunia ini bulat? Mungkinkah? Bukankah Columbus mengatakan bahwa kalau ia berlayar terus-menerus ia akan sampai kembali ke Eropa? Lain lagi. Jika seseorang berangkat dari nol, ia tidak mungkin sampai ke bilangan 4 tanpa melewati terlebih dahulu bilangan 1, 2, dan 3. Tetapi, yang lebih aneh adalah pertanyaan mungkinkan seseorang bisa berangkat dari titik nol? Jelas tidak bisa, karena bukankah titik nol sesuatu titik yang tidak ada? Aneh dan sulit dipercaya? Mari kita lihat lebih jauh. Jika di antara dua bilangan atau antara dua buah titik terdapat sebuah ruas. Setiap bilangan mempunyai sebuah ruas. Jika ruas ini dipotong-potong kemudian titik lingkaran hitam dipindahkan ke tengah-tengah ruas, ternyata bilangan 0 tidak mempunyai ruas. Jadi, bilangan nol berada di awang-awang. Bilangan nol tidak mempunyai tempat tinggal alias tunawisma. Itulah sebabnya, mengapa bilangan nol harus menempel pada bilangan lain, misalnya, pada angka 1 membentuk bilangan 10, 100, 109, 10.403 dan sebagainya. Jadi, seseorang tidak pernah bisa berangkat dari angka nol menuju angka 4. Kita harus berangkat dari angka 1. Namun walaupun angka 0 tidak mempunyai ruas atau tempat. Tapi 0 tidak pernah merugikan bagi angka lain. Maka, jadilah orang yang tidak merugikan orang lain. Dibanding merugikan orang lain lebih baik netral saja artinya tidak merugikan ataupun menguntungkan. Namun, kita harus berusaha untuk bisa menjadi orang yang beruntung dan menguntungkan orang lain seperti angka 0.
5. Jadilah Angka 0, yang istiqomah (a x 0=0).
Penjelasan:
Angka 0 istiqomah, karena ketika ia dikalikan dengan angka berapapun tetap hasilnya 0. Fakta tersebut membuktikan bahwa angka nol adalah angka istiqomah yang mempertahankan ketetapannya. Kita tidak boleh kalah dengan sebuah angka yaitu 0 yang istiqomah dalam ketetapannya. Kita juga harus istiqomah pada keyakinan kita jangan sampai kita terpengaruhi oleh hal negatif yang bisa menggoyahkan keyakinan kita.
6. Jadilah Angka 0, yang jika berada di kiri angka lain itu tidak merugikan sedangkan jika berada di kanan angka lain menjadi menguntungkan.
Penjelasan :
Secara objektif, sifat sesuatu yang berada di kanan itu pasti positif sedangkan sesuatu yang berada di kiri itu negatif. Dalam kehidupan kita sebagai manusia harus berada di kanan orang lain supaya kita bernilai lebih baik karena mengajak orang lain untuk maju ke kanan. Sebaliknya kita jangan mau berada di kiri orang lain kalau hanya menjadi pengikut seperti air yang tidak mempunyai prinsip.
7. Jadilah Angka 0, yang berfungsi sebagai identitas penjumlahan.
Penjelasan :
Identitas dalam matematika adalah elemen netral. Jadi 0 identitas penjumlahan adalah elemen netral dari penjumlahan. Setiap angka yang dioperasikan penjumlahan dengan angka nol hasilnya tetap angka semula. Itu artinya angka nol walaupun bersosialisasi dengan angka lain namun tidak mempengaruhi angka yang dioperasikannya. Kita juga sebagai makhluk sosial jangan mempengaruhi makhluk lain apalagi kearah yang bersifat negatif.
8. Jadilah Angka 0, yang ketika angka berapapun dipangkatkan 0 hasilnya 1.
Penjelasan :
Ketika setiap angka yang dipangkatkan nol pasti hasilnya 1, bermakna pangkat nol diartikan sebagai awal dari kehidupan. Maka kita setiap umat muslim, apapun pangkatnya di dunia ketika ditanya awal kehidupan pasti hasilnya 1 yaitu Allah yang menciptakan segala sesuatu dan segala isinya di jagat raya. Hal itu bagaikan dipangkatkan nol yang menghasilkan 1.
9. Jadilah Angka 0, yang jujur (a/0=-).
Penjelasan :
Ketika sesuatu yang ada dibagikan dengan yang tidak ada itu tidak akan terdefinisi. Artinya angka nol itu jujur, ketika dia dibagikan pada yang kosong dia tidak bisa mendefinisikan walaupun ada yang dibagikannya. Maka hiduplah dengan jujur dan jangan mau kalah dengan bilangan 0 yang jujur tanpa ada unsur korupsi sedikitpun.
10. Jadilah Angka 0, yang ketika di bagi 0 hasilnya tak tentu.
Penjelasan :
Sesuatu yang tidak ada dihubungkan dengan yang tidak ada pula itu menimbulkan ketidakpastian. Ketika kita tidak ada tujuan dalam hidup dan tidak ada jalan untuk berjalan, maka hal itu sulit untuk kita definisikan dan menyebabkan ketidaktentuan. Oleh karena itu supaya kita mendapat ketentuan maka tentukan tujuan dan jalannya dulu.
11. Jadilah Angka 0, yang bisa dihasilkan dari Pengurangan dengan angka yang sama maka hasilnya nol.
Penjelasan :
Sesuatu yang positif dikurangi oleh sesuatu yang sama maka bersisa nol/kosong. Semua orang ketika membantu orang lain pasti sedikitnya ada rasa ingin ada balas budi/pamrih walaupun ada yang berusaha untuk tidak mengharapkan pamrih. Nah kasus ini menggambarkan bahwa ketika kita melakukan kebaikan (+) lalu kita mengharapkan hal yang sama seperti apa yang telah kita berikan maka akan menghasilkan nol. Artinya sebesar apapun kebaikan tetapi jika kita mengharapkan hal yang sama besarnya maka akan nol.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa angka 0 mempunyai sifat-sifat yang belum tentu dimiliki angka lain. Angka 0 walaupun sederhana tapi bermakna. Kita jangan meremehkan hal yang sederhana, sesungguhnya ketika kita meremehkan hal itu. Disaat itulah kita telah menginjak diri kita sendiri. Sebab, bisa jadi yang kita remehkan itu lebih baik dan hebat dari apa yang kita kira. Nah itulah alasan saya kenapa ingin jadi Angka 0 jika saya jadi bilangan. Sekarang, bagaimana? Kalian masih memandang sebelah mata terhadap Angka 0? Yang ternyata dia memiiki makna yang berbeda dengan angka lain.
Mantaf bung, dan anda sudah menjadi angka nol yg sukses, insya Allah ��
BalasHapusProud of you brother
BalasHapusCita2ku ingin menjadi nol
BalasHapus