Aku Dipukul Mundur
Oleh: Nasir Ahmad Khan Saragih
Setiap waktu yang berputar tidak hanya meninggalkan sejarah saja, namun menyisakan luka yang teramat luar biasa. Menghargai waktu adalah hal yang tidak mudah diucapkan dengan lisan dan tidak mudah juga dilakukan oleh raga. Kemarin adalah sejarah, hari ini adalah perjalanan dan esok adalah sebuah misteri. Berbicara waktu adalah berbicara kenangan, kenangan sesuatu yang identik dengan perpisahan. Perpisahan itu sendiri mengajarkan kita untuk selalu menghargai, bahwasanya setiap detik demi detik itu memiliki arti bersama orang yang spesial, keluarga, sahabat dan rekan juang yang tak boleh kita sia-siakan.
Sesungguhnya, perihnya perpisahan tidaklah seberapa dibanding dengan bahagianya pertemuan. Apalagi pertemuan baru setelah perpisahan itu. Pernah kah kalian merasakan dipukul mundur ? Dipukul ketika kalian sedang membangun asa, cita dan cinta. Saat itu kalian bagaikan orang yang tak tau arah, terjerembab didalam nestapa kegalauan. Pernahkah kalian melakukan yang menurut kalian baik untuk orang terdekat kalian namun kalian dianggap menyia-nyiakan ? Pernahkah kalian menginginkan bahwa keinginan kalian terwujud seperti film FTV, novel tereliye atau kisah cinta lainnya ?
Ujarku, ego siapa yang sedang kalian makan teman-teman hingga kalian harus dipukul mundur ? Ditingkat kegalauan yang sangat tinggi, apakah pernah orang yang membuat luka berfikir untuk mengobati luka tersebut ?
Semesta akan menjawab semuanya tanpa mengeja dan tanpa sengaja. Dipukul mundur adalah cerita tentang bagaimana semua orang berhak untuk bahagia dan semua orang akan merasakan yang namanya luka bukan ? Buat kalian yang hari ini, bulan ini dan tahun ini dipukul mundur dengan segala harapan asa, cita dan cinta, saya ingin mengatakan ambillah pelajaran dari setiap perpisahan, karena setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan. Meskipun terkadang kamu akan tertata dan tertatih-tatih didalam kerinduan. Ingat yang kamu rindukan bukan ia, melainkan kebiasaan saat kalian bersama menghabiskan waktu di ujung waktu tenggelamnya senja atau mungkin menikmati tetesan hujan saat membasahi bumi dengan Indomie rebus dengan telur setengah matang. Berdamailah pada dirimu, katakan pada hati dan logikamu untuk bisa bangun dan bangkit, perpisahan tak akan menghentikan langkah kecilmu untuk berbuat baik. Kamu bisa dan aku bisa walaupun kita menyisahkan butiran air mata disetiap waktu mengantuk menyerang kita.
Dan kalian mesti yakin, disuatu masa yang tak akan pernah kamu duga. Kamu akan bertemu dengan siapapun itu yang benar-benar ingin bersamamu tanpa ada kata perpisahan, tanpa ada kata kita udahan atau kata semua tidak bisa diperbaiki, yang hanya ada adalah kata dari sang pencipta didalam takdir kehidupan untuk berpisah.
Tetap semangat teman-teman didalam keambyaran hatimu, penulis yakin menikmati kopi pahit bisa saja menjadi manis ketika kamu dapat menghargai apapun. Menangis bukan menandakan kamu lemah, namun menandakan kamu hidup.
Yang menandakan kamu lemah adalah sisa dari air matamu apakah kamu bisa bangkit kembali untuk menunjukkan kepada dunia bahwasanya kamu bisa. Kita punya luka yang tersimpan rapi. Enggak tahu harus cerita dari mana. Ya udah, enggak usah cerita juga enggak apa-apa. Kalau kamu cuma pengen menangis tanpa dihakimi, tanpa ditanya apa pun, itu enggak salah kok.
Setiap waktu yang berputar tidak hanya meninggalkan sejarah saja, namun menyisakan luka yang teramat luar biasa. Menghargai waktu adalah hal yang tidak mudah diucapkan dengan lisan dan tidak mudah juga dilakukan oleh raga. Kemarin adalah sejarah, hari ini adalah perjalanan dan esok adalah sebuah misteri. Berbicara waktu adalah berbicara kenangan, kenangan sesuatu yang identik dengan perpisahan. Perpisahan itu sendiri mengajarkan kita untuk selalu menghargai, bahwasanya setiap detik demi detik itu memiliki arti bersama orang yang spesial, keluarga, sahabat dan rekan juang yang tak boleh kita sia-siakan.
Sesungguhnya, perihnya perpisahan tidaklah seberapa dibanding dengan bahagianya pertemuan. Apalagi pertemuan baru setelah perpisahan itu. Pernah kah kalian merasakan dipukul mundur ? Dipukul ketika kalian sedang membangun asa, cita dan cinta. Saat itu kalian bagaikan orang yang tak tau arah, terjerembab didalam nestapa kegalauan. Pernahkah kalian melakukan yang menurut kalian baik untuk orang terdekat kalian namun kalian dianggap menyia-nyiakan ? Pernahkah kalian menginginkan bahwa keinginan kalian terwujud seperti film FTV, novel tereliye atau kisah cinta lainnya ?
Ujarku, ego siapa yang sedang kalian makan teman-teman hingga kalian harus dipukul mundur ? Ditingkat kegalauan yang sangat tinggi, apakah pernah orang yang membuat luka berfikir untuk mengobati luka tersebut ?
Semesta akan menjawab semuanya tanpa mengeja dan tanpa sengaja. Dipukul mundur adalah cerita tentang bagaimana semua orang berhak untuk bahagia dan semua orang akan merasakan yang namanya luka bukan ? Buat kalian yang hari ini, bulan ini dan tahun ini dipukul mundur dengan segala harapan asa, cita dan cinta, saya ingin mengatakan ambillah pelajaran dari setiap perpisahan, karena setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan. Meskipun terkadang kamu akan tertata dan tertatih-tatih didalam kerinduan. Ingat yang kamu rindukan bukan ia, melainkan kebiasaan saat kalian bersama menghabiskan waktu di ujung waktu tenggelamnya senja atau mungkin menikmati tetesan hujan saat membasahi bumi dengan Indomie rebus dengan telur setengah matang. Berdamailah pada dirimu, katakan pada hati dan logikamu untuk bisa bangun dan bangkit, perpisahan tak akan menghentikan langkah kecilmu untuk berbuat baik. Kamu bisa dan aku bisa walaupun kita menyisahkan butiran air mata disetiap waktu mengantuk menyerang kita.
Dan kalian mesti yakin, disuatu masa yang tak akan pernah kamu duga. Kamu akan bertemu dengan siapapun itu yang benar-benar ingin bersamamu tanpa ada kata perpisahan, tanpa ada kata kita udahan atau kata semua tidak bisa diperbaiki, yang hanya ada adalah kata dari sang pencipta didalam takdir kehidupan untuk berpisah.
Tetap semangat teman-teman didalam keambyaran hatimu, penulis yakin menikmati kopi pahit bisa saja menjadi manis ketika kamu dapat menghargai apapun. Menangis bukan menandakan kamu lemah, namun menandakan kamu hidup.
Yang menandakan kamu lemah adalah sisa dari air matamu apakah kamu bisa bangkit kembali untuk menunjukkan kepada dunia bahwasanya kamu bisa. Kita punya luka yang tersimpan rapi. Enggak tahu harus cerita dari mana. Ya udah, enggak usah cerita juga enggak apa-apa. Kalau kamu cuma pengen menangis tanpa dihakimi, tanpa ditanya apa pun, itu enggak salah kok.
"Sepahit apapun kenangan itu, ia akan tetap selalu ada ditumpukkan masalalu, dan bisa kembali datang sewaktu-waktu. Jadi, tidak perlu bersikeras sekali untuk melupakan. Karena sejatinya, yang perlu kita lakukan hanyalah berdamai dengan diri kita sendiri, tetap perbesar harapan dengan doa-doa."
SAIDATUL NAFISAH
Mungkinkah suatu ketika mereka yang merasakan dipukul mundur lalu terjerembab kelembah asa terdalam mampu bangkit dengan sejuta senyum kemenangan?
BalasHapusWah. wah.
Mungkin saja kita akan menjadi pemenang dari beberapa pertempuran mengatas namakan egosentris masing masing
BalasHapusAku siap kan alat pemadam ku untuk memadam kan semua egomu
Daebak!! Nyentuh banget.. baper bacanya 👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
BalasHapusDeep banget Nasir .
BalasHapusSukses truss yaa
Ditunggu karya selanjtnyaa bro
Piling gutttt
BalasHapus