Antara Corona dan Pilkada
Oleh: Mhd. Latip Kahpi
Tiga bulan terakhir kita semua disibukkan dengan penyebaran corona, tidak hanya di Indonesia saja tapi sampai ke mancanegara dan hampir di seluruh belahan dunia. Masyarakat Indonesia yang sangat tergantung kepada media seolah membenarkan apa yang disajikan oleh media tanpa ada upaya dan cara untuk memastikan kebenarannya. Mestinya kita tidak hanya waspada kepada corona tapi lebih dari itu kita juga harus lebih waspada terhadap informasi di media, sehingga kita bisa terjaga dan terpelihara dari fitnah dan cela.
Corona seakan membelenggu pikiran kita semua, semua segmen pembahasan selalunya menyinggung corona tanpa terkecuali di masyarakat kota maupun masyarakat desa. Corona seolah tidak lagi memberikan ruang pembahasan lain yang menarik bagi kita.
Penyebaran wabah corona seolah mengalahkan popularitas Pilkada yang kepentingannya tidak boleh ditunda-tunda karena itu menyangkut kepentingan semua. Pilkada serentak 2020 yang juga didepan mata tidak memiliki kekuatan yang maha untuk menghempaskan segala kekuatan popularitas corona.
Para calon kepala daerah juga harus mengatur rencana dan strateginya untuk menghadapi pilkada ditengah keputusan pemerintah tentang pembatasan keramaian publik. Social Distancing (pembatasan sosial) dipilih pemerintah sebagai cara untuk mengatasi penyebaran virus corona. Tapi lagi-lagi pilkada menjadi korbannya yang akibatnya masyarakat tidak lagi fokus untuk memilih pemimpinnya. Harapan kita semua berdamailah antara Corona dan Pilkada sehingga semua agenda yang terencana bisa diselenggarakan dengan sebaik-baiknya.
Tiga bulan terakhir kita semua disibukkan dengan penyebaran corona, tidak hanya di Indonesia saja tapi sampai ke mancanegara dan hampir di seluruh belahan dunia. Masyarakat Indonesia yang sangat tergantung kepada media seolah membenarkan apa yang disajikan oleh media tanpa ada upaya dan cara untuk memastikan kebenarannya. Mestinya kita tidak hanya waspada kepada corona tapi lebih dari itu kita juga harus lebih waspada terhadap informasi di media, sehingga kita bisa terjaga dan terpelihara dari fitnah dan cela.
Corona seakan membelenggu pikiran kita semua, semua segmen pembahasan selalunya menyinggung corona tanpa terkecuali di masyarakat kota maupun masyarakat desa. Corona seolah tidak lagi memberikan ruang pembahasan lain yang menarik bagi kita.
Penyebaran wabah corona seolah mengalahkan popularitas Pilkada yang kepentingannya tidak boleh ditunda-tunda karena itu menyangkut kepentingan semua. Pilkada serentak 2020 yang juga didepan mata tidak memiliki kekuatan yang maha untuk menghempaskan segala kekuatan popularitas corona.
Para calon kepala daerah juga harus mengatur rencana dan strateginya untuk menghadapi pilkada ditengah keputusan pemerintah tentang pembatasan keramaian publik. Social Distancing (pembatasan sosial) dipilih pemerintah sebagai cara untuk mengatasi penyebaran virus corona. Tapi lagi-lagi pilkada menjadi korbannya yang akibatnya masyarakat tidak lagi fokus untuk memilih pemimpinnya. Harapan kita semua berdamailah antara Corona dan Pilkada sehingga semua agenda yang terencana bisa diselenggarakan dengan sebaik-baiknya.
Orang-orang yang dapat survive adalah orang-orang yang punya keyakinan besar
-Bahlil Lahadalia
Mantul pak bos
BalasHapus😘 😘 😘 😘
BalasHapus