-->

Budget Pas-pasan Jiwa Sosialita (BPJS)

Oleh: Nasir Ahmad Khan Saragih
Semua orang menginginkan kehidupan yang baik dan sejahtera, semua orang menginginkan tempat tinggal yang nyaman, kendaraan yang mewah dan makanan yang bergizi 4 sehat 5 sempurna. Ucapan yang sering kita dengar adalah "jangan malu ketika kamu kelihatan miskin, tapi malulah ketika kamu kelihatan berpura-pura kaya". Ketika saya mendengar pernyataan ini, saya merasakan tamparan keras terhadap diri saya pribadi. Banyak orang yang bergaya sosialita tapi kantong rasa tak berdaya, ada yang ingin dipuji dengan gaya pakaian yang trendy, ada yang ingin tampil modis namun kantong banyak kudis.
Kali ini saya mengangkat tulisan tentang budget pas-pasan jiwa sosialita (BPJS).
Saya melihat ini seperti penyakit dikepala kita semua. Siapa yang tidak ingin berjabatan, berpangkat dan dihargai ?
Siapa juga yang tidak ingin hidupnya mapan layaknya seperti remote control yang sekali tekan bisa datang segala yang kita inginkan ?

Semua orang pasti menginginkannya. Namun terkadang kita tidak semua terlahir dari keluarga yang tergolong mapan dalam finansial, mungkin kita terlahir dari keluarga yang hidupnya pas-pasan. Namun yang sangat disayangkan, seorang anak banyak yang tidak sadar diri dengan keadaan. Orang tua seorang petani gaya seperti anak bupati, orang tua bekerja sebagai tukang kebersihan tapi gaya anak macam anak kadis pendidikan, orang tua bekerja sebagai buruh, anak bergaya seperti anaknya bos perusahaan. Sebenarnya apa sih yang salah disini ?

Saya menyebutnya dengan MAMISOKA (malu miskin sok kaya).  Penyakit ini sering terjadi digunakan oleh anak yang gayanya sosialita namun finansial seperti sampah. Karena tidak pernah mengakui keadaan orang tua dan tidak pernah memikirkan perasaan orang tua. Ada yang kerjanya susah tapi gajinya banyak, ada yang kerjanya enak tapi gajinya sedikit, ada juga yang tiap hari melamar kerjaan tapi belum diterima. Kita semua sama, hanya rasa bersyukurnya saja yang berbeda. Yang lebih parah adalah yang tak pernah mengerti dan mengakui orang tuanya ketika kumpul dengan teman-temannya, mengaku anak pejabat, gaya sosialita, makannya di restoran ternama atau highclass, gak pernah sadar dengan kondisi orang tua. Sebenarnya tidak menjadi urusan kita dalam mengurusi kehidupan seseorang, tetapi ada sesuatu yang penting dan perlu kita sampaikan agar dilakukan. Mengikuti zamanmu boleh saja, tapi harus sadar dengan keadaanmu.

Kalau teman-teman sekalian berfikir, bahwasanya ketika orang tua membiayai anaknya , apakah ia pernah malu bersusah payah di tengah panas terik matahari ?
Apakah dia pernah bilang kalau dia sedang makan enak, namun kenyataannya sedang makan tidak makan ?  Ada yang dia perjuangkan, rela kepanasan, kehujanan dan makan tak makan demi anaknya agar bisa sekolah. Namun ketika anaknya di sekolah, tak pernah sadar dengan keadaan orang tuanya. Pernah melakukan seperti ini ?

Saya hanya ingin bilang, dari sekarang ubah pola pikir hidup seperti ini. Makanan yang kamu makan di restoran mewah sekali pun kalau ada perkataan yang bohong kepada orang tuamu, akan menjadi dosa bagimu. Yang lebih parahnya demi mengikuti gaya hidup yang sosialita banyak yang merelakan harga dirinya, demi bisa ikut selfie biar dibilang trendy bersama teman-temannya.

Bagaimana ? Ada yang bulat namun bukan tekad, ada yang menonjol tapi bukan bakat, ada yang berjuang tapi bukan pahlawan dan ada yang spesial tapi bukan martabak. Dia adalah universitas keluarga, yang di rektorin oleh ayahmu, dan dosennya adalah ibumu dan kamu adalah mahasiswanya. Penilaian dan pendidikan kasih sayang dan sabar sepanjang masa yang tak pernah henti sampai kamu lulus dan bisa membuat mereka bahagia. Berhentilah mengikuti yang tidak cocok untuk diikuti, ada harapan yang terletak dipundakmu dari orang yang tak sekuat dulu lagi. Stop berlebihan, stop sok sosialita, stop hedon, jika yang sederhana membuatmu bahagia, untuk apa pula berlebihan yang membawamu kedalam bencana.


"Kesederhanaan tidak membebani pikiran anda dengan hal tak bermutu, kesederhanaan memfokuskan pikiran anda pada hal-hal yang penting saja."

1 Response to "Budget Pas-pasan Jiwa Sosialita (BPJS)"

  1. Kuliah online ~ mengajarkan ku bahwasanya aku sudah berada dimasa revolusi yang sangat maju

    BalasHapus

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel