Partai: Ingat Saat Pileg dan Pilkada Lupa Saat Musibah dan Bencana
Oleh: Mhd. Latip Kahpi
Rasanya masih terasa dalam ingatan kita bagaimana para politisi merayu dan membujuk kita untuk menentukan satu suara dan bahasa. Berbagai strategi dan cara dilakukan sehingga masyarakat dengan mudah untuk menentukan dan termakan dengan rayuan para politisi yang tak karuan.
Berbagai tawaran yang selalu mereka janjikan seolah-olah ada kepastian yang tidak diragukan, mereka memberikan bantuan seolah penuh dengan keikhlasan tanpa harapan ada balasan. Bahasa yang manis selalu menjadi andalan untuk diucapkan "kita akan perjuangkan segala keperluan dan hajatan yang kalian inginkan".
Bencana yang sekarang sedang menguji membuat masyarakat lebih tersakiti dengan perbuatan partai yang seolah diam dan tak peduli, rasa yang tak perduli membuat masyarakat sakit hati rasa-rasanya ingin pemilu di ulang lagi supaya para anggota partai sibuk kesana kemari untuk mencari dan meminta dibelaskasihani.
Tapi harapan itu hanyalah mimpi yang akan terulang setiap lima tahun sekali, mari jadikan pelajaran dari setiap kejadian supaya dalam menentukan masa depan tidak salah mengambil keputusan yang membuat penyesalan.
Ditengah pandemi ini semua, kita harus tetap punya mimpi untuk membangun cita-cita besar bangsa ini merajut asa melangkah bersama dengan tujuan utama untuk Indonesia maju dan sejahtera.
Rasanya masih terasa dalam ingatan kita bagaimana para politisi merayu dan membujuk kita untuk menentukan satu suara dan bahasa. Berbagai strategi dan cara dilakukan sehingga masyarakat dengan mudah untuk menentukan dan termakan dengan rayuan para politisi yang tak karuan.
Berbagai tawaran yang selalu mereka janjikan seolah-olah ada kepastian yang tidak diragukan, mereka memberikan bantuan seolah penuh dengan keikhlasan tanpa harapan ada balasan. Bahasa yang manis selalu menjadi andalan untuk diucapkan "kita akan perjuangkan segala keperluan dan hajatan yang kalian inginkan".
Berbagai macam bantuan mereka selalu tawarkan, kaos, sembako, perabotan dan bahkan uang pun mereka relakan demi kekuasaan dan jabatan. "Suara Rakyat Suara Tuhan" selalu menjadi teriakan yang tak pernah bosan diberbagai kesempatan dan keadaan selalu dikumandangkan.
Kini ditengah musibah dan bencana, rakyat sedang membutuhkan bantuan, mereka butuh selembar masker untuk penjaga kesehatan. Dimana mereka yang dulu selalu menawarkan bantuan disaat pileg dan pilkada kenapa mereka tidak hadir dan muncul disaat musibah dan bencana apakah kepentingan rakyat bagi mereka hanya sekali dalam lima tahun saja?.
Bencana yang sekarang sedang menguji membuat masyarakat lebih tersakiti dengan perbuatan partai yang seolah diam dan tak peduli, rasa yang tak perduli membuat masyarakat sakit hati rasa-rasanya ingin pemilu di ulang lagi supaya para anggota partai sibuk kesana kemari untuk mencari dan meminta dibelaskasihani.
Tapi harapan itu hanyalah mimpi yang akan terulang setiap lima tahun sekali, mari jadikan pelajaran dari setiap kejadian supaya dalam menentukan masa depan tidak salah mengambil keputusan yang membuat penyesalan.
Ditengah pandemi ini semua, kita harus tetap punya mimpi untuk membangun cita-cita besar bangsa ini merajut asa melangkah bersama dengan tujuan utama untuk Indonesia maju dan sejahtera.
😘 😘
BalasHapus