-->

Bagaimana Ceritanya Ada Demam Tik-tok Ala Ramadhan ?

Oleh: Nasir Ahmad Khan Saragih
Kehidupan manusia yang bermula dari kesederhanaan kini menjadi kehidupan yang bisa dikategorikan sangat modern. Di zaman yang semakin canggihnya teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang saat sekarang, segala sesuatu dapat diselesaikan dengan cara-cara yang praktis. Teknologi informasi dan komunikasi adalah sesuatu yang bermanfaat untuk mempermudah semua aspek kehidupan manusia. Dunia informasi saat ini seakan tidak bisa terlepas dari teknologi.
Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi oleh masyarakat menjadikan dunia teknologi semakin lama semakin canggih. Kecanggihan zaman sah sah saja diambil nilai positifnya, namun makin kemari saya melihat makin banyak kemunduran lebih tepatnya, zaman makin canggih namun kenapa masih banyak kemunduran terhadap penggunaan kecanggihan itu yah ? Sesuai dengan lirik lagu Iksan Skuter "memang susah memanusiakan manusia yang manusia, sepertinya menjadi manusia adalah masalah buat manusia". Ini adalah alasan klasik yang saya bangun ketika, makin hari khususnya pada etika dan akhlak generasi penerus pada hari ini yang makin hari kian merosot.

Saya tidak mengatakan saya lebih baik dari mereka, tetapi setidaknya saya bisa memfilterisasi segala sesuatu yang masuk dan hadir dalam kehidupan saya. Selain dari itu dampak menggandrungi aplikasi tik-tok menurut semua orang adalah seni. Iyah memang benar seni, seni dalam mempermalukan diri dan keadaan. Alasan klasik yang saya bangun adalah, trending mengikuti demam tik-tok ala ramadhan pertama kali banyak dilakukan oleh kalangan para selebritis, wajar saja untuk memperkaya diri dan meningkatkan ratingnya, mereka melakukan segala cara dan menghalalkan segala usaha untuk mendapatkan profit. Sudah jelas bukan ? Nah kalian mengikuti mereka apa yang didapatkan ? Pujian, atau mungkin keuntungan ? Sah sah saja kalian senang dengan hadirnya bulan ramadhan, namun menurut saya melakukan kegiatan yang tidak berfaedah untuk apa ? Secara anda tidak sadari perilaku yang anda katakan kreatif itu bisa menimbulkan dampak yang negatif .

Yang saya sesalkan lagi adalah ,mereka yang melakukan kegiatan ini adalah mereka yang duduk di bangku perguruan tinggi, secara garis besar mereka bisa melihat dari kacamatanya sendiri, apakah layak melakukan seperti itu ? Dengan berbagai alasan mengatasnamakan syar'i dan hijrah. Boleh saja kamu merubah diri menuju ke jalan yang baik, namun tidak dengan goyangan atau dengan senyum lebar dengan tarik tali mukenah mu. Islam mengajarkan untuk menjaga auratmu, jangan pernah membuat orang untuk lebih tergoda. Kalau kamu gabut atau boring, isilah kegiatan yang positif, kalau kamu bilang untuk menyambut ramadhan, kamu buat grup one day one Al-Qur'an. Isilah kegiatan yang lebih bermanfaat, bukan menjajalkan diri kedepan kamera seakan kamu lah bintangnya.

Saya ingin lebih mengajak kepada semua teman-teman untuk paham, apa sih gunanya kamu melakukan kegiatan itu ? Apa sih yang kamu dapat dari itu ?  Apa kalian tidak pernah berfikir bahwasanya kemajuan teknologi makin hari makin canggih namun tingkah laku manusianya makin mundur ? Saya ingin mengajak untuk melakukan kegiatan yang lebih positif dan bermakna bagi teman-teman daripada tren Tik-tok ala ramadhan kalian, antara lain:
1. Muhasabah diri
2. Baca buku
3. One day one juz
4. Perbanyak ibadah wajib maupun Sunnah
5. Persiapan menyambut bulan ramadhan dengan kegiatan kebersihan

Mana yang lebih bermanfaat teman-teman pembaca, video tari tali mukenah apa kegiatan yang menambah khazanah keilmuan dan pribadi yang lebih baik ? Tepuk dada masing-masing, hentikan penyesalan, sebelum terlambat marilah kita bersama-sama untuk meningkatkan kualitas diri kita menjadi yang lebih baik. Semua hidup pasti ada kritiknya teman-teman, semua kegiatan pasti ada aja yang tidak disukai oleh orang, namun selagi ini membantu untuk lebih baik lagi apa salahnya kita berbagi. Penulis bukan anti sosial media, cuma penulis ingin mengatakan jangan bertuhan sama media. Lakukan hal yang positif dan berguna buat orang lain dan diri sendiri khususnya. Tetap kita sambut Ramadhan dengan kegiatan yang lebih baik lagi.

"Jika dipetik oleh orang yang penuh ambisi, bunga matahari itu memberikan kekuasaan, senjata. Jika dipetik oleh orang yang penuh rasa ingin tahu, bunga matahari memberi pengetahuan, teknologi dan ilmu baru."

8 Responses to "Bagaimana Ceritanya Ada Demam Tik-tok Ala Ramadhan ?"

  1. Kalau isi blog nya kaya gini, sama saja berarti menyempitkan otak dan diri, tidak bisa melihat secara luas dan merasa kebahagian setiap orang itu sama. Jika hal yang kau rasa bisa membuatmu bahagia diganggu orang bagaimana perasaanmu ? Sangat tidak senang bukan. Bagaimana jika seseorang bilang daripada menulis mending isi kegiatan bermanfaat seperti buat video walaupun itu melalui tiktok, justru anda akan tersinggung bukan? So be smart person dan jangan menyempitkan akal dan pikiran kepada hal yang tidak ada hubungannya dengan anda.

    Vai harahap

    BalasHapus
  2. Kadang, kepedulian ditunjukkan dengan kritik, dan tidak semua kritik disertai saran. Tidak semua kritik juga bentuknya santun, Kok baperan?

    BalasHapus
  3. Aku baru tau kalo tiktok itu technology...wah penulis sangat berwaasan skali yah nulis blog tanpa studi kasus dan latar belakang, hanya ambil dari sudut pandang nya sendiri. Btw nulis disini dapat adsense gak yab? Kontroversial soallnya.

    BalasHapus
  4. wahaha mantap viral

    BalasHapus
  5. Semangat buat penulis
    Serigala tak cocok bila lawan domba

    BalasHapus
  6. Iya sih di bulan ramadan ini, banyak orang menggunakan tiktok termasuk aku, tapi emang bermanfaat kok kadang ada yang sharing islami. Soalnya di tengah wabah kan jadi gabut gitu ya

    BalasHapus

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel