Kita Semua Adalah ODP
Oleh: Nasir Ahmad Khan Saragih
Secara garis besar ODP adalah singkatan dari orang dalam pemantauan. Ditengah pandemik covid-19 ini, ada status PDP, ODP dan SUSPECT. Namun ini adalah kiasan yang saya ambil dari ODP tersebut, karena memang pada dasarnya sudah menjadi kewajiban semua orang untuk memberikan kalimatun toyyibah (perkataan yang baik) kepada semua orang agar memacu keimanan, semangat dan khittah perjuangan dalam bingkai memperoleh ketaatan kepada sang pencipta.
Tanpa pernah kita sadari, jauh sebelum booming nya ODP, Sang Maha Pencipta sudah lebih dulu memantau kita. Kewaspadaan ditunjukkan dengan ikhtiar maksimal, ingin terhindar dari virus, maka optimal menjaga kebersihan bahkan rela mengurung diri di rumah sekian lama. Lantas bila kita ingin terhindar dari neraka, tentunya kita dituntut untuk taat kepada seluruh aturan Allah Sang Maha Pencipta. Mengurung nafsu dan meninggikan wahyu. Sadar bahwa Allah mengawasi, maka dalam menjalani hidup penuh hati-hati.
Jika manusia mengenal alat pengawas bernama CCTV, yang hanya merekam kejadian yang terindera mata. CCTV Allah jauh lebih canggih, karena mampu merekam yang nampak (zahir) dan tidak (batin) selama 24 jam non stop selama hidup manusia. Apakah pernah kita berfikir sedemikian rupa ? Didalam kehidupan kita ini selain rasa takut yang besar terhadap virus, kita melupakan Allah sebagai segala sesuatu tempat meminta pertolongan dan perlindungan. Pada saat wabah melanda lapisan dunia, banyak himbauan yang mengajak untuk melakukan kebaikan. Himbauan untuk meningkatkan imun masif digencarkan. Namun seharusnya, selain meningkatkan imun umat manusia yang percaya kepada Allah harus meningkatkan kualitas imannya, seperti seyogyanya tinggal menghitung hari kita akan melaksanakan bulan ramadhan. Namun persiapan yang kita miliki tidak ada. Rasa takut berlebihan sudah menjadi darah daging dalam diri kita.
Teman-teman hal yang paling penting pada muatan tulisan ini adalah untuk mengajak, menghimbau, dan memberikan wejangan semangat kiranya dapat membantu teman-teman pembaca sekalian. Ikhtiar manusia boleh saja dilakukan dengan cara apapun. Namun ketetapan tentang datangnya kematian adalah hak prerogatif yang hanya dimiliki Allah. Artinya, dengan momentum covid-19 ini, marilah kita ambil sisi positif didalamnya dengan cara meningkatkan kualitas ketaqwaan yang sebaik baiknya taqwa. Jadikan covid-19 sebagai bentuk teguran Allah kepada kita bahwasanya ada akhirat yang selamanya, karena bumi hanyalah tempat persinggahan.
Semua orang dalam pantauan, tidak terlepas mereka keturunan Sultan atau memiliki pangkat dan jabatan. Karena Dimata Allah yang membedakan kita adalah kualitas keimanan bukan kualitas harta yang berlimpah ruah. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terkhusus kepada penulis sendiri agar kiranya dapat diindahkan dan dilaksanakan untuk menyambut bulan Ramadhan bulan penuh ampunan.
Bersama kita bisa, bersama kita kuat. Kepanikan bukan membuatmu tenang, maka tenanglah agar kamu terhindar dari kepanikan. Tetap semangat, nikmati kegiatan work from home, school from home, dan rindu yang tidak memiliki home.
Secara garis besar ODP adalah singkatan dari orang dalam pemantauan. Ditengah pandemik covid-19 ini, ada status PDP, ODP dan SUSPECT. Namun ini adalah kiasan yang saya ambil dari ODP tersebut, karena memang pada dasarnya sudah menjadi kewajiban semua orang untuk memberikan kalimatun toyyibah (perkataan yang baik) kepada semua orang agar memacu keimanan, semangat dan khittah perjuangan dalam bingkai memperoleh ketaatan kepada sang pencipta.
Jika manusia mengenal alat pengawas bernama CCTV, yang hanya merekam kejadian yang terindera mata. CCTV Allah jauh lebih canggih, karena mampu merekam yang nampak (zahir) dan tidak (batin) selama 24 jam non stop selama hidup manusia. Apakah pernah kita berfikir sedemikian rupa ? Didalam kehidupan kita ini selain rasa takut yang besar terhadap virus, kita melupakan Allah sebagai segala sesuatu tempat meminta pertolongan dan perlindungan. Pada saat wabah melanda lapisan dunia, banyak himbauan yang mengajak untuk melakukan kebaikan. Himbauan untuk meningkatkan imun masif digencarkan. Namun seharusnya, selain meningkatkan imun umat manusia yang percaya kepada Allah harus meningkatkan kualitas imannya, seperti seyogyanya tinggal menghitung hari kita akan melaksanakan bulan ramadhan. Namun persiapan yang kita miliki tidak ada. Rasa takut berlebihan sudah menjadi darah daging dalam diri kita.
Teman-teman hal yang paling penting pada muatan tulisan ini adalah untuk mengajak, menghimbau, dan memberikan wejangan semangat kiranya dapat membantu teman-teman pembaca sekalian. Ikhtiar manusia boleh saja dilakukan dengan cara apapun. Namun ketetapan tentang datangnya kematian adalah hak prerogatif yang hanya dimiliki Allah. Artinya, dengan momentum covid-19 ini, marilah kita ambil sisi positif didalamnya dengan cara meningkatkan kualitas ketaqwaan yang sebaik baiknya taqwa. Jadikan covid-19 sebagai bentuk teguran Allah kepada kita bahwasanya ada akhirat yang selamanya, karena bumi hanyalah tempat persinggahan.
Semua orang dalam pantauan, tidak terlepas mereka keturunan Sultan atau memiliki pangkat dan jabatan. Karena Dimata Allah yang membedakan kita adalah kualitas keimanan bukan kualitas harta yang berlimpah ruah. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terkhusus kepada penulis sendiri agar kiranya dapat diindahkan dan dilaksanakan untuk menyambut bulan Ramadhan bulan penuh ampunan.
Bersama kita bisa, bersama kita kuat. Kepanikan bukan membuatmu tenang, maka tenanglah agar kamu terhindar dari kepanikan. Tetap semangat, nikmati kegiatan work from home, school from home, dan rindu yang tidak memiliki home.
"Jalan hidup setiap kita diawasi-Nya dengan cermat, tidak ada satupun episode perjalanan hidup kita yang luput dari pantauan-Nya."
ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜
BalasHapus