"Tappar Marsipagodangan" Dalam Membangun Kekeluargaan
Oleh: Nasir Ahmad Khan Saragih
Secara garis besar banyak orang yang tak mengetahui arti dari tappar marsipagodangan, hubungan kekerabatan antara individu dalam masyarakat Tabagsel pada umumnya. Termaktub dalam konsep " dalihan na Tolu " segala aktivitas masyarakat di wilayah tabagsel tidak terlepas dari yang namanya kekerabatan.
Didalam kehidupan sehari-hari pada umumnya masyarakat Tabagsel mengambil keputusan dan melakukan tindakan berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Ini adalah budaya yang harus kita lestarikan bersama.
Namun kali ini penulis akan mengambil pernyataan yang sering saya dengar dari para senior dan akan saya tuliskan supaya tidak lupa, yaitu tappar mar-sipagodangan. Secara hemat saya artinya adalah satu sikap yang ingin memperbesar ataupun menunjukkan citra yang baik, atas kedudukan anggota keluarga di mata orang lain. Dan ini adalah bagian dari ekspresi kebanggaan kepada keluarga.
Sudah jelas bukan ? Artinya seperti ini teman-teman, saling membesarkan, saling tolong menolong dan saling menghargai. Didalam kehidupan sehari-hari kita diajarkan untuk mengambil sikap seperti ini. Teman-teman pembaca pada dasarnya belajar menghargai satu sama lain sejak kita kecil sudah diajarkan oleh orang tua kita bukan ? Pelajaran yang dapat saya ambil yaitu hari ini kita membesarkan orang, esok atau lusa orang yang kita besarkan akan menolong kita.
Hidup hanyalah perjalanan. Didalam perjalanan pasti ada yang namanya penantian. Tunggu waktu dari perjalanan panjang itu, hingga kamu akan memetik apa yang kamu dapat nantinya kelak. Budaya yang diajarkan oleh para leluhur kita sudah seharusnya kita jaga, kita ambil nilai-nilai positivisme yang termaktub didalamnya.
Pada dasarnya tanpa kita sadari budaya adalah guru terbaik dalam mendidik kita menjadi pribadi yang lebih baik. Namun tak pernah kita menyadari dari semua itu. Tetap saling membesarkan satu sama lain, saling menghargai, jika salah sama-sama saling mengingatkan. Mengajak bukan memijak, merangkul bukan memukul, dan menasehati bukan memaki.
Secara garis besar banyak orang yang tak mengetahui arti dari tappar marsipagodangan, hubungan kekerabatan antara individu dalam masyarakat Tabagsel pada umumnya. Termaktub dalam konsep " dalihan na Tolu " segala aktivitas masyarakat di wilayah tabagsel tidak terlepas dari yang namanya kekerabatan.
Didalam kehidupan sehari-hari pada umumnya masyarakat Tabagsel mengambil keputusan dan melakukan tindakan berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Ini adalah budaya yang harus kita lestarikan bersama.
Namun kali ini penulis akan mengambil pernyataan yang sering saya dengar dari para senior dan akan saya tuliskan supaya tidak lupa, yaitu tappar mar-sipagodangan. Secara hemat saya artinya adalah satu sikap yang ingin memperbesar ataupun menunjukkan citra yang baik, atas kedudukan anggota keluarga di mata orang lain. Dan ini adalah bagian dari ekspresi kebanggaan kepada keluarga.
Sudah jelas bukan ? Artinya seperti ini teman-teman, saling membesarkan, saling tolong menolong dan saling menghargai. Didalam kehidupan sehari-hari kita diajarkan untuk mengambil sikap seperti ini. Teman-teman pembaca pada dasarnya belajar menghargai satu sama lain sejak kita kecil sudah diajarkan oleh orang tua kita bukan ? Pelajaran yang dapat saya ambil yaitu hari ini kita membesarkan orang, esok atau lusa orang yang kita besarkan akan menolong kita.
Hidup hanyalah perjalanan. Didalam perjalanan pasti ada yang namanya penantian. Tunggu waktu dari perjalanan panjang itu, hingga kamu akan memetik apa yang kamu dapat nantinya kelak. Budaya yang diajarkan oleh para leluhur kita sudah seharusnya kita jaga, kita ambil nilai-nilai positivisme yang termaktub didalamnya.
Pada dasarnya tanpa kita sadari budaya adalah guru terbaik dalam mendidik kita menjadi pribadi yang lebih baik. Namun tak pernah kita menyadari dari semua itu. Tetap saling membesarkan satu sama lain, saling menghargai, jika salah sama-sama saling mengingatkan. Mengajak bukan memijak, merangkul bukan memukul, dan menasehati bukan memaki.
"Kemuliaan itu seperti lingkaran di dalam air yang tidak pernah berhenti membesarkan diri sampai bentangannya yang luas memancarkannya menjadi tiada."
Ruarrrr biasa
BalasHapusLuuuuar biasa biasa diluar ya katua wkwkwk
BalasHapusLuar biasa dinda
BalasHapusLuar biasa ketua
BalasHapus