Cara Paling Ampuh Untuk Menghadapi Quarter Life Crisis
Pernah nggak sih kamu ngerasa "Kok teman-teman aku udah pada lulus kuliah, sedangkan aku belum", "Duh, aku kok nggak naik-naik jabatan sih?", "Hidup aku kok gini-gini aja ya, pengen nikah deh kaya yang lain". Merasa cemas atau mengalami insecurity seperti ini sering menyerang saat umur 20-an. Ini wajar, ada 6 dari 10 milenial akan masuk ke fase 'quarter life crisis'. Biasanya, fase ini dimulai ketika seseorang baru lulus sekolah atau kuliah dan menghadapi realitas dunia yang sesungguhnya, dari fase remaja ke fase pradewasa. Dari lansiran Lifehack, LinkedIn melakukan survey yang menunjukkan ada 75% anak milenial umur 25-33 tahun, memang mengakui mereka pernah mengalami quarter life crisis. Rata-rata, mereka merasakan quarter life crisis menyerang dirinya di umur 27 tahun.
Quarter life crisis adalah fase kehidupan di mana seseorang mulai merasa cemas, insecure, bahkan bingung dengan tujuan hidupnya sendiri. Kalau kamu terlalu mikirin justru bikin kamu makin terpuruk dan gak terarah, karena otak kamu terus di tekan buat nentuin tujuan hidup. Belum lagi muncul pertanyaan karir kamu udah lebih maju atau belum, bahkan tekanan dari orang sekitar juga bisa memicu quarter life crisis, misalnya 'Udah umur 25 kok kamu belum nikah?", "Kapan kamu punya rumah seperti dia?", "Kapan kamu punya mobil seperti dia?".
Nah, supaya kamu gak semakin tertekan, kamu bisa hadapi quarter life crisis dengan santuy. Yuk, ikuti cara berikut ini:
1. Berhenti Membandingkan Diri dengan Orang Lain
Kalau kamu merasa "harusnya aku bisa begini" atau "harusnya aku lakuin ini". Padahal kalau seperti ini tandanya kamu mau memenuhi standar hidup orang lain. Misalnya dilihat dari, usia ideal orang menikah, standar gaji teman-teman di kantor atau di umur sekarang apa saja yang harus dimiliki. Nah, pemikiran seperti ini bikin kamu gak pernah merasa puas, karena kamu harus menuntut diri untuk jadi apa yang orang inginkan atau yang orang lain capai. Mulai yakini diri kamu, kalau apa yang orang lain capai belum tentu bahagia saat kamu miliki.
2. Kenali Potensi Diri
Kalau kamu merasa "Kok di kantor aku gini-gini aja, ya?", berarti apa yang selama ini kamu kerjakan belum sesuai jati diri kamu. Terkadang kita gak sadar sebenarnya punya potensi lebih di dalam diri kita. Nah, coba kamu gali passion kamu, karena kalau kamu kerja sesuai passion kamu, kedepannya kamu bisa fokus jalaninnya.
3. Mulai Merencanakan Tujuan Hidup
Nah, setelah kamu tau apa passion kamu dan yakinin diri kamu sendiri, kamu bisa mulai list tujuan hidup yang kamu mau. Mana yang jadi prioritas kamu, tujuan apa yang bisa bikin kamu lebih bahagia. Misalnya, pas kamu masih single, tujuan kamu bangun rumah sebelum nikah. Nah, kamu bisa mulai kumpulin uang untuk membangun rumah. Setelah lunas, kamu bisa mulai memikirkan biaya pernikahan. Contoh lain, kamu ingin umroh bareng keluarga kamu, atau apapun ambisimu yang membuat kamu lebih bahagia bisa kamu list dari sekarang.
4. Biarkan Semua Mengalir Apa Adanya
Satu hal yang perlu kita sadari adalah, tidak ada yang sempurna di dunia ini. Melakukan kesalahan itu wajar, jadi jangan terlalu berusaha mengontrol semua hal dalam hidup kita. Sesekali, biarkan semuanya berjalan apa adanya tanpa perlu dipercepat atau diperlambat. Karena pada dasarnya tidak ada yang instan, semua butuh proses. Begitu juga dengan quarter life crisis yang tengah kita hadapi ini. Bahkan kondisi ini merupakan sebuah proses kita untuk mendewasakan atau memperbaiki diri.
Jalani dengan sabar, tenang, dan berhati-hati. Kalau perlu, perbanyak sharing dengan orang lain agar mereka bisa membantu kita untuk mengetahui progress yang sudah kita dapatkan.
5. Selalu Bersyukur
Bersyukur atas apa yang kita miliki membuat kita menjadi tenang dalam menghadapi kehidupan serta mengurangi ketertekanan. Bersyukur bukan berarti kita hanya menikmati apa yang dimiliki. Tetapi berusaha juga agar apa yang kita miliki juga mampu memberikan manfaat. Terkadang apa yang kita pandang baik dan menyenangkan ternyata penuh dengan perjuangan dan penderitaan. Apa yang kita hadapi ternyata menaikkan level kita. Terkadang manusia hanya memandang sesuatu dalam satu sisi. Setiap orang pasti punya ujiannya masing-masing. Maka bersyukur dengan keadaan kita akan membuat kita lebih berani dan tenang dalam menghadapi kehidupan.
Quarter life crisis termasuk hal yang lumrah selama masa transisi menuju kehidupan dewasa. Jika kamu belum tahu apa yang kamu sebenarnya inginkan, tidak perlu merasa gagal dan rendah diri. Tidak semua hal harus terjawab sekarang, bukan?
Keluar dari zona nyaman juga perlu. Jika memang quarter life crisis tersebut membuat kita merasa stress dan hidup kita berantakan, maka kita perlu menjauh dari keramaian kota dan keluar dari zona nyaman, kita pergi mengunjungi alam dan memanjakan mata kita dengan alam yang indah.
Kita juga perlu bersikap lebih fleksibel karena selalu ada kemungkinan yang bisa terjadi. Yang penting, kita harus terus berjalan dan berusaha. Pasalnya, tiap hal membutuhkan proses. Ingat pula bahwa tidak ada kata terlalu cepat atau terlalu lambat untuk menjadi apa yang kita inginkan.
Quarter life crisis adalah fase kehidupan di mana seseorang mulai merasa cemas, insecure, bahkan bingung dengan tujuan hidupnya sendiri. Kalau kamu terlalu mikirin justru bikin kamu makin terpuruk dan gak terarah, karena otak kamu terus di tekan buat nentuin tujuan hidup. Belum lagi muncul pertanyaan karir kamu udah lebih maju atau belum, bahkan tekanan dari orang sekitar juga bisa memicu quarter life crisis, misalnya 'Udah umur 25 kok kamu belum nikah?", "Kapan kamu punya rumah seperti dia?", "Kapan kamu punya mobil seperti dia?".
Nah, supaya kamu gak semakin tertekan, kamu bisa hadapi quarter life crisis dengan santuy. Yuk, ikuti cara berikut ini:
1. Berhenti Membandingkan Diri dengan Orang Lain
Kalau kamu merasa "harusnya aku bisa begini" atau "harusnya aku lakuin ini". Padahal kalau seperti ini tandanya kamu mau memenuhi standar hidup orang lain. Misalnya dilihat dari, usia ideal orang menikah, standar gaji teman-teman di kantor atau di umur sekarang apa saja yang harus dimiliki. Nah, pemikiran seperti ini bikin kamu gak pernah merasa puas, karena kamu harus menuntut diri untuk jadi apa yang orang inginkan atau yang orang lain capai. Mulai yakini diri kamu, kalau apa yang orang lain capai belum tentu bahagia saat kamu miliki.
2. Kenali Potensi Diri
Kalau kamu merasa "Kok di kantor aku gini-gini aja, ya?", berarti apa yang selama ini kamu kerjakan belum sesuai jati diri kamu. Terkadang kita gak sadar sebenarnya punya potensi lebih di dalam diri kita. Nah, coba kamu gali passion kamu, karena kalau kamu kerja sesuai passion kamu, kedepannya kamu bisa fokus jalaninnya.
3. Mulai Merencanakan Tujuan Hidup
Nah, setelah kamu tau apa passion kamu dan yakinin diri kamu sendiri, kamu bisa mulai list tujuan hidup yang kamu mau. Mana yang jadi prioritas kamu, tujuan apa yang bisa bikin kamu lebih bahagia. Misalnya, pas kamu masih single, tujuan kamu bangun rumah sebelum nikah. Nah, kamu bisa mulai kumpulin uang untuk membangun rumah. Setelah lunas, kamu bisa mulai memikirkan biaya pernikahan. Contoh lain, kamu ingin umroh bareng keluarga kamu, atau apapun ambisimu yang membuat kamu lebih bahagia bisa kamu list dari sekarang.
4. Biarkan Semua Mengalir Apa Adanya
Satu hal yang perlu kita sadari adalah, tidak ada yang sempurna di dunia ini. Melakukan kesalahan itu wajar, jadi jangan terlalu berusaha mengontrol semua hal dalam hidup kita. Sesekali, biarkan semuanya berjalan apa adanya tanpa perlu dipercepat atau diperlambat. Karena pada dasarnya tidak ada yang instan, semua butuh proses. Begitu juga dengan quarter life crisis yang tengah kita hadapi ini. Bahkan kondisi ini merupakan sebuah proses kita untuk mendewasakan atau memperbaiki diri.
Jalani dengan sabar, tenang, dan berhati-hati. Kalau perlu, perbanyak sharing dengan orang lain agar mereka bisa membantu kita untuk mengetahui progress yang sudah kita dapatkan.
5. Selalu Bersyukur
Bersyukur atas apa yang kita miliki membuat kita menjadi tenang dalam menghadapi kehidupan serta mengurangi ketertekanan. Bersyukur bukan berarti kita hanya menikmati apa yang dimiliki. Tetapi berusaha juga agar apa yang kita miliki juga mampu memberikan manfaat. Terkadang apa yang kita pandang baik dan menyenangkan ternyata penuh dengan perjuangan dan penderitaan. Apa yang kita hadapi ternyata menaikkan level kita. Terkadang manusia hanya memandang sesuatu dalam satu sisi. Setiap orang pasti punya ujiannya masing-masing. Maka bersyukur dengan keadaan kita akan membuat kita lebih berani dan tenang dalam menghadapi kehidupan.
Quarter life crisis termasuk hal yang lumrah selama masa transisi menuju kehidupan dewasa. Jika kamu belum tahu apa yang kamu sebenarnya inginkan, tidak perlu merasa gagal dan rendah diri. Tidak semua hal harus terjawab sekarang, bukan?
Keluar dari zona nyaman juga perlu. Jika memang quarter life crisis tersebut membuat kita merasa stress dan hidup kita berantakan, maka kita perlu menjauh dari keramaian kota dan keluar dari zona nyaman, kita pergi mengunjungi alam dan memanjakan mata kita dengan alam yang indah.
Kita juga perlu bersikap lebih fleksibel karena selalu ada kemungkinan yang bisa terjadi. Yang penting, kita harus terus berjalan dan berusaha. Pasalnya, tiap hal membutuhkan proses. Ingat pula bahwa tidak ada kata terlalu cepat atau terlalu lambat untuk menjadi apa yang kita inginkan.
"Terkadang diri sendirilah sumber semua drama hidup, konflik, dan masalah. Jangan terlalu keras kepala untuk tidak mengakuinya. Mengakui kesalahan bukan berarti kalah. Berubahlah demi dirimu yang lebih baik."
Author: Ade Naro Harahap
0 Response to "Cara Paling Ampuh Untuk Menghadapi Quarter Life Crisis"
Posting Komentar