-->

Kuliah Untuk Apa ? Sarjana Banyak Yang Nganggur Kok

Ngapain kuliah? Terang benderang kita melihat dan mendengar banyak sarjana jadi penganggur. Untuk apa repot-repot dan buang-buang duit untuk kuliah tinggi-tinggi, yang pada akhirnya sulit juga cari kerja. Obrolan seputar pesimisme itu gak sulit kita jumpai. Hampir tiap saat bisa kita lahap dengan cepat, baik itu lewat gosip-menggosip ringan maupun benar-benar lewat tulisan yang super serius dengan banyak data atau grafik, yang menunjukkan satu hal: banyak pengangguran di tingkat sarjana.
Apakah pandangan pesimisme itu mampu menggoyahkan semangat mereka untuk menuntut ilmu setinggi mungkin ? Tentu saja tidak. Ini alasan sederhananya.

1. Bentuk tanggung jawab orangtua untuk mendidik anak dengan baik
Salah satu bentuk tanggung jawab orangtua itu adalah memberi bekal yang cukup kepada kita untuk mengenyam pendidikan. Kalau bisa sampai universitas, kenapa enggak? Banyak orang tua memang ragu apakah sanggup menyekolahkan anaknya sampai kelak sarjana, apalagi biaya kuliah tidaklah sedikit. Tapi keraguan itu cuma sesaat. Sebagai bentuk tanggung jawab, berbagai cara harus diusahakan para orangtua untuk bisa membiayai kita hingga sarjana kelak. Saya masih percaya bahwa anak punya rezekinya sendiri, punya jalannya sendiri nanti di kemudian hari. Maka para orangtua harus berusaha mempersiapkannya sebaik mungkin. Jadi, sebagai bentuk tanggung jawab orangtua dalam mendidik anak maka anak harus sekolah, harus kuliah.

2. Pendidikan tidak melulu harus dikaitkan dengan sulitnya cari kerja
Banyak manfaat jika kita pandai. Bekal pengetahuan yang cukup sangat penting bagi kita untuk mengisi hidup. Orang-orang yang berpendidikan, termasuk jika berkesempatan untuk kuliah, punya daya analisis yang baik. Punya logika berpikir yang lebih jernih. Ini dapat membantu kita dalam menyikapi persoalan hidup. Jika pun pada akhirnya harus menghadapi kesulitan dalam mencari pekerjaan, dengan bekal pendidikan yang kita dapatkan, kita dapat berkreasi serta berinovasi untuk tetap mengisi hari demi hari dengan baik. Kreativitas pun mudah muncul dalam situasi sulit jika kita punya bekal ilmu yang memadai.

3. Orang tamat kuliah pasti dapat kerjaan
Aliran pesimisme tentu tidak setuju dengan pendapat saya tersebut. Tapi, saya tetap berada pada jalur optimisme bahwa orang tamat kuliah pasti dapat kerjaan. Habis kuliah, pasti dapat kerjaan. Proses mendapatkannya bisa cepat bisa juga lambat. Tapi, tetap optimistis dapat pekerjaan. Kalau bisa, ciptakan pekerjaan sendiri dan membuka lapangan kerja untuk orang lain. Apalagi di masa kini begitu banyak ragam pekerjaan. Ada yang bisa dikerjakan di kantor, bisa dikerjakan di rumah, juga bisa dikerjakan di jalanan. Terbuka banyak peluang kerja jika kita berani berpikir, berani optimistis, berani terjun di arena persaingan, daripada berdiam diri dalam kepasrahan. Jangan sampai kalah sebelum bertanding lalu terus-menerus mengeluh dan pesimistis.

4. Bagaimanapun Yang Namanya Pendidikan Itu Penting
Ini hanya penegasan saya saja. Bagaimanapun, pendidikan itu penting! Meski banyak orang bilang, “Ngapain tinggi-tinggi sekolah, toh pada akhirnya kerjaannya itu-itu juga.” Apalagi ketika orang yang mengatakannya memberikan beberapa contoh orang sukses yang tidak punya latar belakang pendidikan memadai. Pertanyaan saya, berapa sih yang sukses tapi tidak berpendidikan? Lebih banyakan mana dengan orang sukses tapi punya latar belakang pendidikan yang memadai? Apakah sudah ada perbandingan jumlah pastinya ?

Kita gak perlu repot memikirkannya. Keyakinan orang bisa berbeda. Silakan jika masih berpendapat gak perlu sekolah tinggi-tinggi, tapi kalau bisa jangan sampai pandangan tersebut diterapkan orangtua kepada anaknya. Orangtua yang baik tetaplah harus berusaha mendidik anak dengan ilmu yang setinggi mungkin.

"Getarkan duniamu dengan tekad yang kuat untuk meraih sukses. Robohkan dinding-dinding pesimisme, tuntut ilmu dalam suka maupun dukanya. Anggap kesulitan sebagai pemompa semangat menuju masa depan yang lebih baik."

Author: Ade Naro Harahap

3 Responses to "Kuliah Untuk Apa ? Sarjana Banyak Yang Nganggur Kok"

  1. Kuliah atau Kuli(ah)
    Kerja atau di kerjai..
    aaahhh.... Sudahlah.

    BalasHapus
  2. Kuliah atau Kuli(ah)
    Kerja atau di kerjai..
    aaahhh.... Sudahlah.

    BalasHapus

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel