Penasehat Terbaik Adalah Kematian
Menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya adalah sesuatu amanah yang Sang Pencipta berikan kepada kita sebagai manusia. Banyak diantara kita lupa akan tugasnya sebagai makhluk dimuka bumi, seakan merasa kuat namun sebenarnya tidak memiliki kekuatan apa-apa. Pernah berfikir bahwasanya sebagai manusia tugas kita berada didunia bukan hanya untuk mengisi dunia saja, melainkan ada peran penting yang harus kita lakukan. Bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup saja. Pertanyaan klasik yang pernah saya baca dalam buku novel Dunia Sophie karya J.Gaarder adalah sebuah novel yang menceritakan perjalanan belajar filsafat Sophie Amundsend, seorang pelajar sekolah menengah berusia empat belas tahun. Suatu hari sepulang sekolah, dia mendapat sebuah surat misterius yang hanya berisikan satu pertanyaan: “siapa kamu ?” habis keheranannya, pada hari yang sama dia mendapat surat lain dan bertanya: “Dari manakah datangnya dunia ?”
Bila kita tarik kesimpulan dalam diri kita, seharusnya pertanyaan ini sebagai cambukan kepada kita agar kita sadar sebenarnya apa tujuan kita hidup didunia ini. Ada satu kalimat yang akan saya berikan untuk menjadi kata kunci bila mana teman-teman dapat memahaminya, "kamu tidak dapat merasakan hidup tanpa menyadari bahwa kamu nantinya harus mati. Namun sama mustahilnya bagi kita untuk menyadari bahwa kita harus mati tanpa memikirkan betapa menakjubkannya hidup itu".
Teman-teman pembaca, sebagai manusia yang baik yang selalu memikirkan secara metafisika dan fisika ataupun cabang ilmu lainnya, telah dibuktikan bahwasanya kematian hal yang pasti dan tidak bisa ditunda-tunda. Agama Islam juga menekankan hal serupa untuk dijadikan nasehat kepada hambanya supaya dapat mempersiapkannya. Karena "setiap yang bernyawa pasti akan mengalami yang namanya kematian".
Kalau dr. Fachrudin Faiz mengatakan, bila hatimu tidak bergetar saat mendengar kematian, berlatihlah untuk melembutkan hatimu, berarti ada tanda-tanda hatimu sedang keras. Karena harusnya logika orang hidup ingat mati hatinya bergetar. Saya mengambil benang kesimpulan seperti ini, menyimpulkan bahwasanya hidup ini yah sebenernya memang fana. Sifat dari fana adalah sementara. Toh, sayang juga bilamana kita tidak mengisi waktu hidup kita dengan yang baik dan mempersiapkan bekal apa saja yang harus kita bawa sebelum mati.
Kalau imam Hasan Basri bilang, setiap kali ditimpa kegalauan, problem dan perihal hati, tips yang ia kasih adalah ingat saja kematian. Toh hidup didunia tidak begitu lama. Teman-teman sekalian, lebih dekatnya kematian yang tak pernah kita pikirkan malah ia sebenarnya yang mengisi kepastian. Harus sampai kapan lagi kita tersadar bahwasanya tidak ada yang benar abadi dimuka bumi ini. Sehebat apapun orang dalammu, sebanyak apapun hartamu, dan sekuat apapun pasukan bila tiba datangnya waktu kematian, yang diperhitungkan hanyalah untuk apa kamu gunakan waktu selama hidup didunia ini. Ingat, ketika kamu memiliki uang banyak kamu bisa membeli makanan banyak, namun tidak dengan selera makanmu.
Bila kita tarik kesimpulan dalam diri kita, seharusnya pertanyaan ini sebagai cambukan kepada kita agar kita sadar sebenarnya apa tujuan kita hidup didunia ini. Ada satu kalimat yang akan saya berikan untuk menjadi kata kunci bila mana teman-teman dapat memahaminya, "kamu tidak dapat merasakan hidup tanpa menyadari bahwa kamu nantinya harus mati. Namun sama mustahilnya bagi kita untuk menyadari bahwa kita harus mati tanpa memikirkan betapa menakjubkannya hidup itu".
Teman-teman pembaca, sebagai manusia yang baik yang selalu memikirkan secara metafisika dan fisika ataupun cabang ilmu lainnya, telah dibuktikan bahwasanya kematian hal yang pasti dan tidak bisa ditunda-tunda. Agama Islam juga menekankan hal serupa untuk dijadikan nasehat kepada hambanya supaya dapat mempersiapkannya. Karena "setiap yang bernyawa pasti akan mengalami yang namanya kematian".
Kalau dr. Fachrudin Faiz mengatakan, bila hatimu tidak bergetar saat mendengar kematian, berlatihlah untuk melembutkan hatimu, berarti ada tanda-tanda hatimu sedang keras. Karena harusnya logika orang hidup ingat mati hatinya bergetar. Saya mengambil benang kesimpulan seperti ini, menyimpulkan bahwasanya hidup ini yah sebenernya memang fana. Sifat dari fana adalah sementara. Toh, sayang juga bilamana kita tidak mengisi waktu hidup kita dengan yang baik dan mempersiapkan bekal apa saja yang harus kita bawa sebelum mati.
Kalau imam Hasan Basri bilang, setiap kali ditimpa kegalauan, problem dan perihal hati, tips yang ia kasih adalah ingat saja kematian. Toh hidup didunia tidak begitu lama. Teman-teman sekalian, lebih dekatnya kematian yang tak pernah kita pikirkan malah ia sebenarnya yang mengisi kepastian. Harus sampai kapan lagi kita tersadar bahwasanya tidak ada yang benar abadi dimuka bumi ini. Sehebat apapun orang dalammu, sebanyak apapun hartamu, dan sekuat apapun pasukan bila tiba datangnya waktu kematian, yang diperhitungkan hanyalah untuk apa kamu gunakan waktu selama hidup didunia ini. Ingat, ketika kamu memiliki uang banyak kamu bisa membeli makanan banyak, namun tidak dengan selera makanmu.
"Sehebat apapun kau rasa profesimu, tidak ada yang istimewa. Kita semua sama-sama bernapas dan berdarah. Hari ini menggenggam kehidupan, esok mungkin menggenggam kematian."
-Fiersa Besari
Author: Nasir Ahmad Khan Saragih
0 Response to "Penasehat Terbaik Adalah Kematian"
Posting Komentar