Tulang Rusuk Yang Diperjuangkan Bukan Untuk Dikecewakan
Untuk perempuan-perempuan hebat yang aku kagumi. Langkahmu luar biasa sudah sampai sejauh ini. Peluh keringat, air mata, dan hati yang selalu patah berkali kali itu lebih berharga dari sebatang permata. Kakimu kokoh berdiri tegak. Tekadmu, terlalu sulit untuk kujabarkan. Mereka berpondasi sekuat baja. Meski sudah terjatuh dan merasa hancur, kamu masih bisa dengan beraninya mendongak tanpa rasa takut. Kamu, perempuan hebat, tidakkah kamu lelah ? Pernahkah berpikir untuk menyerah saja ? Dunia ini terlalu keras untuk makhluk yang tercipta dari sebatang tulang rusuk. Tubuhmu terlalu ringkih, untuk menerjang rintangan. Hatimu terlalu berperasa. Terlalu tidak tega. Kasih sayang yang kamu miliki bisa seluas semesta.
Perempuan hebat kapan kamu ingin istirahat? Sampai orang yang kamu kasihi, bahagia kah?
Atau ketika kamu sudah merasa baik baik saja, hingga kamu akhirnya bisa duduk dan memandang hamparan bunga sambil mensyukuri semua yang kamu inginkan bisa kamu capai. Aku, berdoa untukmu, sebagai sesama pejuang kehidupan, semoga kelak bisa bahagia. Entah bagaimanapun cara baik yang kita ambil untuk mendapatkan itu semua.
Dijalan yang sunyi, menepikan hati diatas perasaan yang ingin bersama adalah pencapaian yang ingin kita jalani bersama. Berawal dari patah hati yang luar biasa, sampai bangkit adalah pilihan kita bersama. Kita bertemu diantara luka dan kecewa, memadu, memandu satu diantaranya sering kali ingin sudah, namun semangat selalu menjadi peta yang tak terduga.
Kita pernah terjebak dinostalgia yang sangat gila, sampai kita pernah benar-benar rapuh ,runtuh, dan terombang ambing oleh manisnya kata dan indahnya sandiwara. Hingga kata cinta, sayang berubah menjadi makian, kita pernah mendengarnya, namun namanya yang berlalu biarlah menjadi pelajaran walaupun membekas menjadi kenangan.
Diujuk penantian, pada kekuatan doa yang tak pernah henti untuk dipanjatkan, bagi kita semua sebaik-baik perasaan dia yang tak akan putus saling mendoakan tanpa saling melukai perasaan. Kita bersama, diantara semua masalahku yang tak karuan, semoga kita tetap dipertemukan didalam satu kejelasan dan kepastian tanpa berhenti dipertengahan jalan. Biar luka menjadikan dewasa, tumbuh berkembang dengan karya, dan cepat wisuda tanpa ditanya kapan nikah ?
Perempuan hebat kapan kamu ingin istirahat? Sampai orang yang kamu kasihi, bahagia kah?
Atau ketika kamu sudah merasa baik baik saja, hingga kamu akhirnya bisa duduk dan memandang hamparan bunga sambil mensyukuri semua yang kamu inginkan bisa kamu capai. Aku, berdoa untukmu, sebagai sesama pejuang kehidupan, semoga kelak bisa bahagia. Entah bagaimanapun cara baik yang kita ambil untuk mendapatkan itu semua.
Dijalan yang sunyi, menepikan hati diatas perasaan yang ingin bersama adalah pencapaian yang ingin kita jalani bersama. Berawal dari patah hati yang luar biasa, sampai bangkit adalah pilihan kita bersama. Kita bertemu diantara luka dan kecewa, memadu, memandu satu diantaranya sering kali ingin sudah, namun semangat selalu menjadi peta yang tak terduga.
Kita pernah terjebak dinostalgia yang sangat gila, sampai kita pernah benar-benar rapuh ,runtuh, dan terombang ambing oleh manisnya kata dan indahnya sandiwara. Hingga kata cinta, sayang berubah menjadi makian, kita pernah mendengarnya, namun namanya yang berlalu biarlah menjadi pelajaran walaupun membekas menjadi kenangan.
Diujuk penantian, pada kekuatan doa yang tak pernah henti untuk dipanjatkan, bagi kita semua sebaik-baik perasaan dia yang tak akan putus saling mendoakan tanpa saling melukai perasaan. Kita bersama, diantara semua masalahku yang tak karuan, semoga kita tetap dipertemukan didalam satu kejelasan dan kepastian tanpa berhenti dipertengahan jalan. Biar luka menjadikan dewasa, tumbuh berkembang dengan karya, dan cepat wisuda tanpa ditanya kapan nikah ?
"Jika kelak kau sudah menemukan orang yang sehati dan sejalan, perlahan kau akan paham bahwa patah hatimu yang dulu bukan hanya untuk disesali tapi juga untuk disyukuri."
Author: Nasir Ahmad Khan Saragih
👍👍
BalasHapusLuar biasa
BalasHapus