-->

Delik Rasa

Kata orang bahagia akan tiba pada saatnya, ada saatnya bunga akan tiba mekar, akan adanya sakit pasti sembuh dan sayang bakalan hilang. Semua akan berubah, semua lagi lagi hanya perihal waktu. Kenapa ada didelik pada rasa ? Karena ada bahagia yang cuma fatamorgana.

Pernah merasakan pada satu orang yang kamu anggap dengannya semangat menjadi bulat ? Dengan bersamanya tekat menjadi kuat serta dengannya harap tak pernah gemerlap. Ia, pernah mereka adalah rasa yang engkau berikan pupuk kepercayaan berlebihan hingga kecewa dan meregang kesakitan sudah menjadi jawaban. Mana mereka yang dulu menjanjikan kepastian namun hilang diperempatan jalan ? Apakah ia masih hidup yang katanya tanpamu dia tidak bisa hidup ? 
Kapan terakhir kamu menegakkan kepalamu setelah dikecewakan berulang-ulang, berapa lama juga waktu yang kamu butuhkan untuk melupakan kejadian kejadian yang sangat menyebalkan itu ? Apakah kamu bahagia ,dengan lagi-lagi kamu membohongi rasa ? Apakah kamu juga bahagia ketika kamu menyimpan rasa ? Sudah ia hanya sekedar asa yang tak pernah nyata. Ingat, kan enggak semua hal harus dipublikasikan, tapi kalau dia rapat menyembunyikan. Jangan-jangan memang ada perasaan orang lain yang dia jaga dengan aman. Sakit bukan ? Kamu manusia, bukan obat yang dibutuhkan saat sakit.

Ingat hidup bukan melulu soal percintaan, soal rasa yang gak pernah terarah. Arahnya ada, tapi nahkodanya ntah kemana. Hiduplah untuk selamanya, sampai namamu tercatat dihati orang yang mengenalmu. Ragamu boleh mati, tapi pemikiranmu harus tetap hidup, rasamu boleh saja terus patah, tapi semangatmu tak boleh sirna. Bermanfaatlah untuk diri sendiri, kalau belum bisa untuk orang lain.

Manusia dengan segala bentuknya bisa memainkan drama didepan kita. Hanya karena segalanya satu frekuensi, bukan berarti dia telah menjatuhkan hati. Lagi lagi kamu hanya sebatas halusinasi. Kamu harus ingat terganti, mengganti, diganti, adalah cara kerja kehidupan. Entah itu perihal masalah, kebahagiaan, ataupun seseorang. Sayang kan waktu mu terbuang sia-sia cuma hanya dengan menemaninya bukan untuk bahagia, malah ia membuat luka. Karenanya apapun yang terjadi kita harus mencoba untuk memulai melepaskan. Gak mudah memang, tapi ya inilah cara kerja semesta. Jalan bukan berarti beriringan, tertawa bukan menanam rasa, bisa jadi itu adalah cara dalam menghargainya.

"Percuma semuanya dihapus kalau pikiranmu tentangnya masih jalan terus."

2 Responses to "Delik Rasa"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel