-->

Titik Temu Kita

Hatimu boleh patah, tetapi kehidupan harus tetap berlanjut. Barangkali kita memang tidak usah terlalu peduli dengan semua ini. Karena serbuk-serbuk perasaan yang tersisa, juga telah hilang lenyap ditiup angin, bercampur baur dengan debu yang beterbangan, yang hanya kadang-kadang saja akan kita kenali kembali jika arah angin menuju ke arah kita. Perasaan-perasaan yang akan membuat kita berkata, “Aku seperti pernah berada di sini, pada suatu masa entah kapan, dari masa lalu atau masa depan.” Memang banyak hal tidak harus kita mengerti, ada saatnya kita tidak harus mengerti apa-apa, tidak perlu memaklumi apa-apa, dan tidak perlu menyesali apa-apa, kecuali hanya merasa, bergerak, dan menjelma. Ia adalah pertemuan singkat itu ?

Merasa nyaman pada zona pertemuan, menimbulkan gerak gerik rasa dalam setiap tingkah sebenarnya adalah pertanda munculnya rasa sayang itu. Kata orang jatuh cinta pada pandangan pertama adalah hal yang wajar saja, namun apa benar cinta dalam waktu sebentar semudah itu untuk diungkapkan ?

Bukankah mencintai adalah perjalanan panjang. Seringkali kita harus berhenti untuk mengendapkan ingatan dan memaafkan. Tak ada yang perlu dilupakan. Kalian tahu kenapa kesedihan sering berjalan perlahan ? Sebab kesembuhan tak pernah bisa dijemput dengan ketergesaan.

Lantas kenapa titik temu selalu menghadirkan rindu yang menggebu ? 

Engkau hanya nyaman dengan perjumpaannya, sewaktu-waktu rasa itu bisa rapuh, namun lagi-lagi egomu untuk bersatu selalu menggebu-gebu. Lantas kamu mau apa ketika rasamu tak kunjung dibalas ? Apakah kamu harus memaksakan kehendakmu ? Bukankah mencintai tentang keikhlasan ? Lagi-lagi kita terjebak pada rasa yang sama, rasa yang tumbuh tanpa sengaja. Disatu pertemuan kita pernah memulai untuk menumbuhkan rasa, namun yang timbul hanyalah kecewa.

Pada titik temu yang sesaat, mengutarakan perasaan bukanlah seperti perlombaan, siapa yang cepat dia yang akan menjadi juara. Namun dia yang berusaha dan tak pernah putus dalam perjuangannya. Mengutarakan rasa adalah hal yang mudah, namun menerima jawaban dari pernyataan itu adalah hal yang sangat susah.

Semua terasa menyenangkan ketika tahu bahwa belum ada kabar bila orang yang kita sukai sedang menyukai seseorang. Kemudian semesta seperti memahami isi hatimu. Ada saja situasi yang membuat kalian harus bercengkrama. Ada saja situasi yang membuat kalian harus saling bertemu. Atau mungkin di saat-saat tertentu kamu harus duduk di sampingnya. Perasaan yang campur aduk menghampiri. Ada perasaan hangat namun juga deg-degan. Hal yang lumrah dirasakan ketika kamu merasa menyukai seseorang. Pada titik temu yang singkat, semoga rasa itu tak langsung kunjung terpikat ingin mengikat. Ingat, kalian tau apa yang membuat jatuh cinta menjadi terasa menyakitkan?

Yaitu saat timbul harapan yang berlebihan. Saat itu pahitnya cemburu dan jahatnya prasangka mulai datang membabi buta perasaan. Semua terkesan menyakitkan. Inginnya cuma satu -memilikinya sepenuhnya. 

Terimakasih pertemuan singkat, semoga dari perhatian yang pernah ada, menjadi kasih sayang yang nyata. Berusaha dan terus mencoba, sekaligus perkuat harapan dengan doa-doa.


"Ada manusia yang di ciptakan hanya untuk di kagumi, bukan untuk di miliki."

Author: Nasir Ahmad Khan Saragih

1 Response to "Titik Temu Kita"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel