Kita Bersama Kisah Yang Hampir Punah
Biarkan kisah itu menjadi sejarah paling basi yang sempat sama-sama ditangisi. Kini kita pergi dengan setumpuk cerita yang sama-sama tak ingin kita baca ulang. Malah sedang berusaha membuang, mengubur dengan segala cara agar hancur. Tetap cinta tak jua melebur. Ternyata benar, tanpa kita sadar bahwa sebagian dari usaha melupa adalah dengan menutup kisah lama kemudian membuka cerita berikutnya. Seperti hal nya sebuah rasa cinta. Sebelum menemukan sosok baru kita akan tetap berada dalam segumpal pilu. Percaya atau tidak, hal yang paling dirindukan adalah momen dimana ketika kita saling merindukan namun saling enggan untuk mengabari duluan. Ada yang seperti itu ? Bertahan menahankan rindu, sementara perasaan sedang halu.
Apa kabar engkau orang yang pernah dibela mati-matian demi bisa untuk ketemuan, walaupun hanya sekedar memberi makanan ? Masih adakah kita disana ? Direlung hati kecil masing-masing yang pernah berjanji untuk hidup sampai mati. Atau mungkin sudah ada ia yang baru dengan cerita diriku yang mungkin hampir semua sebagai benalu ?
Terimakasih untuk siapapun itu, yang tak ingin melupakan walaupun cuman sebatas teman. Konon katanya semua orang adalah guru, sedangkan semua tempat adalah sekolah. Dahulu engkau pernah menjadi sekolah sekaligus guru dalam hidupku, semenjak kita fokus mempertahankan kemauan masing-masing, kita harus usang di tengah perjalanan, bukankah dulu sebelum tidur, ucapan selamat terlelap dan tetap semangat menjalani kuliah adalah hal yang engkau ajarkan.
Kita sudah hampir dititik itu, bukankah dulu kita pernah berjanji untuk wisuda bersama, tetap semangat buat kita yang sudah pisah. Karena kita hanyalah sebatas kisah dan pisah, bukan untuk melupa.
Apapun yang pernah hadir dikehidupan kita, maka bersyukur adalah kuncinya, karena yang terbaik dari mempertahankan, mengikhlaskan adalah sebuah pilihan. Luka pasti sembuh, hujan pasti reda, serta air mata akan menjadi tawa.
0 Response to "Kita Bersama Kisah Yang Hampir Punah"
Posting Komentar