-->

Merangkak Maju Dan Menyapa Perpisahan

Hahhh. Sudah agak jarang menulis walaupun sekedar menyapa lewat kata kepada teman pembaca, hingga akhirnya menemui judul yang tepat dengan keadaan yang pas. Tulisan ini sebenarnya mengajak untuk membuka mata hati kita, telinga perasaan kita serta raga yang sudah antah berantah hancur nya .

Disatu masa ketika perpisahan telah menjadi jalan yang di pilih , maka hati tidak bisa memaksakan kehendak nya untuk selalu bersama. Memang benar, dulu kata sayang,cinta dan tidak akan pernah pergi selalu terucap oleh mulut yang tak pernah salah, hingga akhirnya benar, semua dari kita akan berujung sendirian . 

Teringat hati oleh cuplikan film tenggelam kapal nya Van der Wijk , Zainuddin yang menuntut ilmu ke tanah beradat dan berlembaga, disatu hari ia jatuh untuk cinta oleh seorang wanita, yang ia anggap mampu dan bisa memegang teguh cita dan cinta nya . Namun apa yang terjadi, ia terpisahkan oleh Harta, Adat dan Lembaga. Hampir mati bukan Zainuddin menelan pahitnya harapan didalam cinta . 

Satu hal yang ingin saya tanyakan adalah , mungkin diantara kita, ada yang terpisah oleh keadaan yang tidak cocok ,atau Restu orang tua dan mungkin karena keadaan kita dari keluarga susah .

Cuma, penulis selalu ingat, tidak ada kebahagiaan yang abadi bila mana dilihat dari materi . Dan yang perlu disyukuri adalah bila telah kau miliki seseorang yang mampu mengerti dirimu sedang tidak baik-baik saja, tanpa kau menjelaskannya, tanpa menanyaimu apa-apa, tapi ia ada untuk memberimu peluk, ia ada untuk membuatmu mengerti bahwa kau tak sendiri. Tidak perlu bertanya apakah kamu pantas bersedih dan mengeluh.Karena itu hakmu, bukan wewenang oranglain untuk menyuruhmu senantiasa terlihat tangguh. Hei, hatimu perlu bercerita dan tampil apa adanya. Hatimu, akan tersiksa jika selalu dipaksa untuk pura-pura bahagia.

Hai teman-teman pembaca, tulisan ini sebenarnya lebih mengajak kita untuk lebih kuat, selain mereka yang pernah meninggalkan kalian tanpa ingin memperbaiki dan berjuang. Kalian hebat, kalian juga lebih dari apa yang kita kira .

Buat siapapun kalian yang membaca tulisan ini, pesan ku ,jangan pernah sia-siakan orang yang telah dulu datang kepadamu , walaupun kesalahan terus berulang-ulang, yang terpenting ajari,nasehati dan ajak untuk diperbaiki

Sudah biasa menyikapi duka dengan tawa.

Sudah biasa menyembunyikan tangis dalam gerimis.

Jadi, apa yang harus dikhawatirkan ?

Oleh Nasir Ahmad Khan Saragih 


0 Response to "Merangkak Maju Dan Menyapa Perpisahan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel